Resume Buku Metode Penelitian Sosial

Untuk Postingan yang pertama ini , saya akan berbagi tentang hasil resume saya.
Ini merupakan salah satu tugas kuliah saya, mata kuliah Metode Penelitian Sosial yang diampu oleh dosen saya yang bernama Dr. Ai Siti Farida M.Si
Sumber buku yang saya gunakan untuk resume ini yaitu buku keilmuan yang berjudul "Metode Penelitian Sosial" yang ditulis oleh Dr. Dadang Kuswana, M.Ag.

Berikut Gambar Cover dari Buku tersebut :


Dibawah ini merupakan hasil resume saya dari keseluruhan 11 bab yang ada di buku ini:

Bab 1 Pentingnya Penelitian dalam Pengembangan Ilmu Pengetahuan

A. EPISTEMOLOGI PENELITIAN
            Metode Penelitian adalah metode yang digunakan dalam aktivitas ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Data yang diperoleh melalui penelitian adalah data empiris yang mempunyai kriteria tertentu, yaitu valid.
Setiap penelitian mempunyai tujuan dan kegunaan tertentu. Secara umum, tujuan penelitian ada tiga macam, yaitu tujuan yang bersifat penemuan, pembuktian dan pengembangan.
Sepanjang perkembangan manusia yang telah merangsang berbagai penelitian, gerak kehidupan manusia yang berhubungan dengan semua gejala yang ada telah diukur secara matematis sehingga ada berbagai upaya pencitraan yang membatasi dinamika sosial, yang “mungkin” berlaku untuk kurun waktu tertentu sepanjang belum ada kritik antitesis dari para peneliti berikutnya. Perhitungan-perhitungan yang realistik terhadap gejala itu diidentifikasi dan ditabelisasikan melalui angka-angka statistik sehingga semakin mempersempit, sekaligus mempermudah penarikan konklusi sesuai dengan rumusan dan tujuan penelitian.
Cara kerja penelitian tersebut dikenal sebagai bagian dari metodologi penelitian kuantitatif yang telah mendominasi analisis penelitian sejak abad ke-18 sampai dengan abad ini. Apalagi, dengan perkembangan teknologi komputer, analisis statistik lebih akurat dan canggih, yang semakin menambah kepercayaan diri para peneliti bermadzhab kuntitatif. Dengan demikian, ada degaan bahwa penelitian dengan pendekatan kualitatif hanya merupakan upaya menghindar dari ketidakmampuannya dalam statistika penelitian atau kuantitatif statistik.
Pandangan demikian mengindikasikan adanya sikap saling kritik dan tuding-menuding antara penelitian dengan pendekatan kualitatif yang sejak awal memperkenalkan dirinya sebagai pendekatan yang lebih filosofis dan substantif dengan penelitian kuantitatif yang mengakui dirinya lebih empiris dan realistik. Pdahal, keduanya mengakui bahwa filsafat adalah landasan pertama lahirnya metodologi penelitian kuantitatif dan kualitatif, hanya metodologi penelitian kuantitatif sangat terbuai dengan sikap positivistiknya yang menolak segala bentuk pemikiran metafisik dan teologis, sedangkan penelitian kualitatif tidak begitu saja terbuai oleh logika matematis, yang justru semakin mempersempit makna filosofi penelitian itu.
Pengetahuan berkembang pesat disebabkan oleh adanya penelitian. Penelitian sebagai ilmu yang merancang berbagai sumber pengetahuan, yaitu pengetahuan empiris, pengetahuan rasional, dan pengetahuan intuisional manusia menjadi integral dan menyeluruh. Seluruh hasil penelitian dapat dijadikan barometer pembenaran suatu pandangan jika telah disusun dan dirumuskan secara sistematis, logis, dan dapat dipertanggungjawabkan validitasnya.

B. PENGERTIAN PENELITIAN
Beberapa pengertian penelitian, diantaranya:
1. Penelitian merupakan suatu kegiatan yang ditujukan untuk mengetahui seluk-beluk sesuatu. Kegiatan ini dilakukan karena ada suatu masalah yang memerlukan jawaban atau mengetahui berbagai latar belakang terjadinya sesuatu.
2. Sesuai dengan tujuannya, penelitian dapat didefinisikan sebagai usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan. Usaha tersebut dilakukan dengan menggunakan metode-metode ilmiah. Pelajaran yang memperbincangkan metode-metode ilmiah untuk penelitian disebut metodologi research.
Dalam perkembangannya, menurut Sutrisno Hadi, metodologi penelitian dibagi pada empat periode, yaitu:
(1) Periode trial and error, Dalam periode ini, ilmu pengetahuan masih dalam keadaan embrional, kebanyakan problematikanya tidak dibatasi dengan jelas. Tata kerja dan cara pemecahannya masih dicari sambil berjalan. Jika ada rencana yang pasti, rencana itu adalah mencoba dan mencoba lagi.
(2) Periode authority and tradition, pendapat dari “pemimpin-pemimpin” pada masa yang lampau selalu dikutip kembali. Pendapat-pendapat itu dijadikan doktrin yang harus diikuti dengan tertib, Tanpa reserve.
(3) Periode speculation and argumentation, doktrin-doktrin yang disodorkan dengan penuh semangat dan keyakinan oleh tokoh-tokoh penguasa mulai diragukan. Spekulasi dilawan dengan spekulasi. Argumentasi dilawan dengan argumentasi.
(4) Periode hypothesis and experimentation, mulai memberi tempat sepatutnya pada pengalaman dan memadukan jalan-jalan berpikir yang deduktif dan induktif. Mula-mula orang menggunakan ketajaman pikirannya untuk membuat dugaan-dugaan (hipotesis). Kemudian, ia mengumpulkan fakta. Analisis dilakukan dengan sangat hati-hati, cermat. dan tajam terhadap fakta-fakta yang diperoleh dari eksperimentasi, dokumen-dokumen sejarah, observasi-observasi biasa, dan sebagainya.

C. FUNGSI-FUNGSI PENELITIAN
1. Menemukan kebenaran logis
2. Menemukan kebenaran objektif atau sesuai dengan fakta
3. Merangkai hubungan-hubungan antarvariabel dengan sistematis
4. Menemukan kebenaran yang andal
5. Melalukan suatu rancangan ilmu pengetahuan karena ilmu pengetahuan tidak berkembang dengan sendirinya
6. Mengakumulasikan berbagai fakta
7. Kegiatan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi
8. Kegiatan untuk pengembangan metode ilmiah dan ketajaman analisis masalah
9. Membangun teori atau konsep
10. Memprediksi kejadian yang akan datang setelah gejala-gejala awal diteliti dan dibuktikan kebenarannya.

D. MACAM-MACAM PENELITIAN
Penelitian dapat digolongkan pada beberapa macam, yaitu sebagai berikut.
1. Penggolongan menurut bidangnya: bidang hukum, bidang ekonomi, dsb.
2. Penggolongan menurut tempatnya: penelitian laboratorium, penelitian perpustakaan, penelitian kancah.
3. Penggolongan menurut pemakaiannya: penelitian murni (pure research) dan penelitian terpakai (applied research).
4. Penggolongan menurut tujuan umumnya: penelitian eksploratif, penelitian developmental, dan penelitian verifikatif.
5. Penggolongan menurut metodenya: penelitian kualitatif dan kuantitatif.
6. Penggolongan menurut pendekatannya: penelitian longitudinal dan penelitian cross-sectional.
Apabila dilihat dari jenis-jenis penelitian formal yang berlaku dalam dunia akademik, ada beberapa jenis penelitian, yaitu:
1. Term Paper disebut juga dengan report of reading, naskah semester, naskah pembahasan, dan semacamnya.
2. Field Study (Studi Lapangan)
3. Skripsi
4. Tesis
5. Disertasi
            Dilihat dari objek yang diteliti, penelitian dibagi pada beberapa macam, yaitu sebagai berikut.
1. Penelitian sosial
2. Penelitian sejarah
3. Penelitian kealaman yang eksperimental
4. Penelitian noneksperimental
            Dilihat dari sifatnya, metode penelitian dapat dibagi menjadi:
1. Penelitian bersifat menggali dan mengembangkan ilmu pengetahuan dari sumber data primer dan sekunder.
2. Penelitian menjalankan pola dan cara kerja ilmiah, berpikir logis, sistematis, dan valid.
3. Penelitian mengedepankan pendekatan empiris
            Dilihat dari tujuan yang hendak dicapai, penelitian dibagi empat yaitu:
1. Penelitian eksploratif : melahirkan penemuan baru.
2. Penelitian verifikatif : menguji kebenaran suatu teori atau pengetahuan
3. Penelitian falsifikatif : menemukan berbagai kesalahan teoretis
4. Penelitian development : mengembangkan ilmu pengetahuan
            Dilihat dari tempatnya, penelitian dapat dibagi tiga yaitu:
1. Penelitian laboratorium
2. Penelitian kepustakaan (library research)
3. Penelitian lapangan atau penelitian kancah (field research)
            Dalam menganalisis masalah, penelitian dapat dibagi menjadi sebagai berikut.
1. Penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang berusaha menggambarkan masalah-masalah yang diteliti sesuai dengan keadaan dengan apa adanya, yaitu tanpa ditambah dan dikurangi.
2. Penelitian inferensial, yaitu penelitian yang berusaha mengungkapkan suatu peristiwa, keadaan, dan masalah yang dilengkapi oleh penilaian secara sistematis, menyeluruh, mendalam dan ilmiah dengan acuan ilmu pengetahuan yang sudah ajeg.
            Dilihat dari disiplin ilmunya, penelitian dibagi dua yaitu:
1. Penelitian bidang ilmu-ilmu sosial
2. Penelitian bidang eksakta
            Berdasarkan tujuan yang dicapai, penelitian dapat dibagi menjadi:
1. penelitian akademik
2. penelitian profesional
3. penelitian institusional
            Jenis-jenis penelitian dapat dikelompokkan pada:
1. Menurut Tujuan:
·         Murni : menemukan pengetahuan baru.
·         Terapan : memecahkan masalah-masalah
2. Menurut Metode:
·         Survei : mengambil suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam.
·         Ex Post Facto : meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut ke belakang untuk mengetahui faktor yang dapat menyebabkan timbulnya kejadian tersebut.
·         Eksperimen : berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lain.
·         Naturalistik/Kualitatif : meneliti kondisi objek alamiah. lawannya adalah eksperimen.
·         Policy Research/Kebijakan : analisis terhadap masalah-masalah sosial yang mendasar.
·         Action Research/Tindakan : mengembangkan metode, kerja yang paling efisien, dan berbagai upaya mengubah strategi kerja tertentu.
·         Evaluasi : ada 2 jenis yaitu evaluasi formatif yang digunakan untuk mendapatkan feedback dari aktivitas dalam bentuk proses sehingga dapat digunakan untuk meningkatkankualitas program atau produk berupa barang atau jasa. evaluasi sumatif menekankan efektivitas pencapaian program yang berupa produk tertentu.
3. Menurut tingkat eksplanasinya:
·         Deskripsi
·         Komparatif
·         Asosiatif/Hubungan

     Dilihat dari metodologi penelitiannya, ada dua macam, yaitu:

1. Metode Penelitian Kualitatif

           Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah, yaitu peneliti merupakan instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.
           Ada empat dasar filosofis yang berpengaruh dalam penelitian kualitatif, yaitu sebagai berikut:
1. Fenomenologis, dengan cara menangkap fenomena atau gejala yang memancar dari objek yang diteliti.
2. Interaksi Simbolik
3. Kebudayaan
4. Antropologi, yaitu dasar filosofis yang fokus pembahasannya berkaitan erat dengan kegiatan manusia, baik secara normative maupun historis.
           Dengan demikian, karakteristik penelitian kualitatif naturalistik yaitu sebagai berikut, diantaranya:
1. Melihat setting dan respons secara keseluruhan atau holistik.
2. Memahami responden dari titik tolak pandangan responden.
3. Menekankan validitas penelitian ditekankan pada kemampuan peneliti.
4. Menekankan pada setting alami.
5. Mengutamakan proses daripada hasil.

2. Metode Penelitian Kuantitatif

           Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan angka dalam penyajian data dan analisis yang menggunakan uji statistika.

           Data kuantitatif dibagi menjadi dua macam, yaitu:
1. Data diskrit (nominal), adalah data yang hanya dapat digolongkan secara terpisah, baik secara diskrit atau kategori.
2. Data kontinum, adalah data yang bervariasi menurut tingkatan dan diperoleh dari hasil pengukuran. Data ini dibagi menjadi tiga, yaitu:
- Data ordinal : data yang berbentuk rangking atau peringkat.
- Data interval : data yang jaraknya sama, tetapi tidak mempunyai nilai nol (0) (absolut/mutlak).
- Data ratio : data yang jaraknya sama dan mempunyai nilai nol mutlak, misalnya data tentang berat, panjang, dan volume.

E. PERSYARATAN PENELITIAN
           Ada tiga persyaratan penting dalam mengadakan kegiatan penelitian yaitu sistematis, berencana, dan mengikuti konsep ilmiah.

           Secara Administratif, langkah-langkah yang berkaitan dengan prosedur penelitian adalah sebagai berikut:
1. pembuatan rancangan penelitian;
2. pelaksanaan penelitian;
3. pembuatan laporan penelitian.


Bab 2 Kedudukan Teori dan Kerangka Berpikir dalam Penelitian       

A. KEDUDUKAN TEORI DALAM PENELITIAN
            Ada empat fungsi teori yaitu:
(1) menyistematiskan penemuan-penemuan penelitian;
(2) menjadi pendorong untuk menyusun hipotesis dan dengan hipotesis ini peneliti mencari jawaban-jawaban;
(3) membuat ramalan atas dasar penemuan;
(4) menyajikan penjelasan, yaitu untuk menjawab pertanyaan “mengapa”.
            Kedudukan teori dalam penelitian kualitatif hanya sebagai bekal perbandingan antara paradigm penelitian empiris dengan penelitian fenomenologis, karena dalam penelitian kualitatif, teori dipandang sebagai penguat subjektivitas penelitian sehingga prinsip-prinsip penelitian kualitatif tidak “sangat” memerluka teori.
            Teori-teori sebaiknya dikemukakan dalam laporan penelitian untuk dapat dijadikan sebagai pertanda bahwa peneliti menguasai teori yang akan dijadikan pisau analisisnya.

B. KERANGKA BERPIKIR DALAM PENELITIAN
            Kerangka berpikir adalah rangkaian pemikiran yang bersifat teoretis dan penalaran logis tentang tata kerja berpikir, yang disusun secara sistematis untuk digunakan sebagai pisau analisis terhadap masalah penelitian. Kerangka berpikir dapat berupa teori yang disusun secara sistematis, yang kemudian disebut kerangka kerja teori, atau merupakan kerja logika yang kemudian digunakan sebagai kerangka kerja logika.
            Ada dua kebutuhan peneliti ketika bermaksud membuat kerangka pemikiran atau kerangka berpikir, yaitu sebagai berikut.
1. Pengetahuan mengenai teori yang akan digunakan
2. Pengetahuan tentang logika
Karena itulah, kerangka berpikir lebih baik menggunakan cara kerja logika jika pengetahuan mengenai teori yang digunakan kurang sempurna. Akan tetapi, jika peneliti memiliki keterampilan yang “minim” dalam brlogika, sebaiknya kerangka berpikir menggunakan teori yang sudah mapan dengan melengkapinya terlebih dahulu semua latar belakang yang berkaitan dengan teori bersangkutan.
            Jadi, kerangka berpikir merupakan sintesis tentang hubungan antarvariabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan. Berdasarkan teori-teori yang telah dideskripsikan tersebut, selanjutnya dilakukan analisis secara kritis dan sistematis sehingga menghasilkan sintesis mengenai hubungan antarvariabel yang diteliti. Sintesis tentang hubungan variabel tersebut, selanjutnya, digunakan untuk merumuskan hipotesis.

C. CONTOH-CONTOH KERANGKA BERPIKIR
1. Contoh tentang Politik
            Dalam menyusun kerangka berpikir dapat digunakan logika, misalnya dalam penelitian sosial tentang politik Islam.
2. Contoh tentang Kehidupan Sosial
3. Contoh Kerangka Berpikir dalam Ilmu Administrasi Negara
            Kerangka berpikir ini berawal dari pemaknaan istilah administrasi. Administrasi dapat diartikan sebagai pelayanan atau pengabdian terhadap subjek tertentu karena pada masanya, administrasi dikenakan pada pekerjaan yang berkaitan dengan pengabdian dalam tugas penyelenggaraan pemerintahan.
Administrasi negara berbicara tentang sinergitas personel lembaga negara dalam kaitannya dengan tugas dan fungsi masing-masing. Administrasi negara adalah keseluruhan proses pengendalian usaha kerja sama sejumlah orang untuk mencapai tujuan bernegara sesuai dengan rencana yang telah dicanagkan, yang diselenggarakan dengan cara sistematis, rasional, efisien, dan efektif di suatu lembaga negara, baik formal maupun nonformal. Jadi, administrasi negara menyangkut kemampuan mengendalikan kegiatan operasional kenegaraan untuk terwujudnya efisiensi dan efektivitas yang maksimal.
Prinsip-prinsip administrasi negara adalah sebagai berikut.
1. Prinsip efisiensi
2. Prinsip perencanaan
3. Prinsip pengutamaan tugas pengelolaan
4. prinsip kepemimpinan yang efektif
5. Prinsip kerja sama

Bab 3 Perumusan Masalah

A. PENGERTIAN STUDI PENDAHULUAN
            Setiap penelitian dilakukan melalui studi pendahuluan. Studi pendahuluan ini dapat dilakukan dengan pendekatan eksploratoris untuk menemukan dan memilih masalah secara observatif, yang dilakukan dengan cara intensif. Masalah yang ditemukan di lapangan selanjutnya dijadikan topik penelitian atau sebagai unsur-unsur variabel dan konsep penelitian.
            Studi pendahuluan dalam penelitian akan mempermudah mengembangkan masalah-masalah penelitian.
            Studi pendahuluan juga merupakan pola pengumpulan informasi atau data. Studi pendahuluan dapat dilakukan pada tiga objek, yaitu.
(1) orang yang akan dihubungi sebagai kunci informasi
(2) kesediaan memberikan informasi
(3) berlangsungnya penggalain informasi di tempat tinggal responden atau informan

B. MENETAPKAN JUDUL PENELITIAN
            Topik atau judul penelitian harus dipilih secara hati-hati. Dalam memilih judul, alasan-alasannya harus jelas, di antaranya:
1. Pentingnya masalah tersebut diteliti
2. Menarik minat peneliti
3. Sepanjang pengetahuan peneliti belum ada orang yang meneliti masalah tersebut.
Peneliti perlu mempertimbangkan kemampuan ilmu yang dikuasainya sehingga masalah yang akan diteliti tidak sebatas sebagai topik yang menarik, tetapi juga sesuai dengan bidang ilmu yang digelutinya. Kemampuan peneliti harus dilengkapi oleh materi dan metodologi penelitian agar analisis terhadap masalah yang diteliti akurat dan logis.

C. MERUMUSKAN MASALAH PENELITIAN
            Penelitian yang akan dilakukan harus selalu berangkat dari maslah. Walaupun diakui bahwa memilih masalah penelitian sering merupakan hal yang paling sulit dalam proses penelitian. Bila dalam penelitian telah menemukan masalah yang betul-betul maslah, sebenarnya 50% pekerjaan penelitian itu telah selesai.
            Masalah penelitian dapat berasal dari berbagai sumber. Hal yang penting bahwa peneliti harus memahami permasalahan penelitiannya
            Lalu, cara merumuskan masalah penelitian yang baik adalah sebagai berikut.
1. Masalah harus dapat dicarikan jawabannya melalui sumber yang jelas, tidak banyak menghabiskan dana, tenaga, dan waktu.
2. Masalah harus jelas, yaitu semua orang memberikan persepsi yang sama terhadap maslah tersebut.
3. Masalah harus signifikan, artinya jawaban atas masalah itu harus memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu dan pemecahan masalah kehidupan manusia.
4. Masalah bersifat etis, yaitu tidak berkenaan dengan hal-hal yang bersifat etika, moral, nilai-nilai keyakinan, dan agama. Mungkin tidak etis melakukann penelitian yang berkenaan dengan agama, suku atau keyakinan adat istiadat dari kelompok masyarakat tertentu.
5. Menyatakan hubungan antara dua variabel atau lebih, dinyatakan dalam bentuk kalimat Tanya, atau alternative yang secara implisit mengandung pertanyaan.
            Berdasarkan hal tersebut, bentuk masalah dapat dikelompokkan sebagai berikut.
a. Permaslahan Deskriptif : berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel maupun lebih.
b. Permasalahan Komparatif : bersifat membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda.
c. Permasalahan Asosiatif : bersifat hubungan antara dua variabel atau lebih

C. CONTOH MEMBUAT RUMUSAN MASALAH
            Perumusan masalah sebaiknya berpijak dari latar belakang masalah. Latar belakang maslah diuraikan secara deskriptif informatif dan tidak mengajukan jawaban-jawaban terhadap masalahnya. Contoh pembuatan rumusan masalah dengan diawali uraian latar belakang maslah yang telah dibuat sehingga melhirkan masalah penelitian.

Bab 4 Penyusunan Hipotesis

A. CARA MERUMUSKAN HIPOTESIS
            Hipotesis berasal dari hypo, yang artinya “di bawah”, dan thesa yang artinya “kebenaran”. Jadi, secara etimologis, hipotesis artinya kebenaran yang masih diragukan. Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
            Dengan kata lain, hipotesis merupakan dugaan sementara yang mengandung pertanyaan-pertanyaan ilmiah, tetapi masih memerlukan pengujian. Oleh karena itu, hipotesis dibuat berdasarkan hasil penelitian masa lalu atau berdasarkan data-data yang telah ada, sebelum dilakukan penelitian secara lebih lanjut untuk menguji kembali hipotesis tersebut.
            Perlu diketahui bahwa tidak setiap penelitian harus merumuskan hipotesis. Hanya penelitian yang merumuskan hipotesis yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Pada penelitian kualitatif tidak dirumuskan hipotesis, tetapi justru diharapkan dapat ditemukan hipotesis. Selanjutnya, hipotesis tersebut akan diuji oleh peneliti dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian yang bersifat eksploratif dan deskriptif sering tidak perlu mermuskan hipotesis. Selain itu, peneliti tidak boleh mempunyai keinginan kuat agar hipotesisnya terbukti dengan cara mengumpulkan data yang hanya bisa membantu memenuhi keinginannya, atau memanipulasi data sedemikian rupa sehingga mengarah pada keterbuktian hipotesisnya.
            Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Sebelum melakukan hipotesis perlu diperhatikan hal-hal berikut.
1. Sumber Hipotesis
Sumber hipotesis bisa dari hasil berpikir rasional atau berpikir deduktif, bisa pula dari hasil berpikir empiris atau berpikir induktif. Hipotesis yang diturunkan berdasarkan berpikir deduktif, artinya menetapkan jawaban sementara atas dasar analisis teori-teori pengetahuan ilmiah yang relevan dengan permasalahan melalui penalaran atau rasio.
2. Rumusan Hipotesis
            Rumusan hipotesis harus jelas dan terbatas sehingga dapat diuji dan memberi petunjuk cara pengujian yang harus dilakukan.
3. Pengujian Hipotesis
            Hipotesis penelitian baik yang diturunkan dari berpikir deduktif maupun berpikir induktif, masih perlu diuji kebenarannya. Pengujian tersebut dilakukan melalui data empiris. Caranya ialah dengan mengadakan verifikasi data di lapangan.
4. Ciri Hipotesis yang Baik
- Hipotesis mempunyai kekuatan untuk menjelaskan suatu gejala.
- Variabel dalam hipotesis dinyatakan dalam kondisi tertentu.
- Hipotesis harus dapat diuji.
- Hipotesis tidak bertentangan dengan teori yang sudah mapan.
            Oleh sebab itu, kepentingan penelitian yang menggunakan hipotesis berlaku pada penelitian yang menghitung banyaknya sesuatu (magnitude), penelitian tentang perbedaan (differencies) dan penelitian hubungan (relationship).

B. JENIS-JENIS HIPOTESIS
            Ada dua jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian.
1. Hipotesis kerja, atau disebut dengan hipotesis alternatif, disingkat Ha. Hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y, atau adanya perbedaan antar dua kelompok. Contoh: Jika ada awan, maka akan turun hujan. Hipotesis alternatif dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu hipotesis terarah yang berarti peneliti dengan tegas menyatakan bahwa varaibel bebas memang berpengaruh terhadap variabel bergantung. Dan hipotesis tidak terarah yang berarti peneliti merasakan adanya pengaruh, tetapi belum secara tegas menyatakn pengaruh tersebut.
2. Hipotesis nol (null hypotheses) disingkat Ho, sering juga disebut dengan hipotesis statistik karena dipakai dalam penelitian yang bersifat statistik, yaitu diuji dengan perhitungan statistik. Hipotesis nol menyatakan tidak adanya perbedaan antara dua variabel atau tidak adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y.
            Rumusan hipotesis hendaknya singkat dan padat, artinya bahwa hipotesis tidak boleh menggunakan kata-kata hiasan dan bermakna ganda. Hipotesis merupakan pernyataan tentang satu kebenaran sehingga kebenarannya sulit diungkap dan menimbulkan multitafsir.

Bab 5 Sumber Data Penelitian        

A. PENGERTIAN SUMBER DATA
            Sumber data dalam penelitian adalah subjek tempat data diperoleh. Sumber data dapat berupa orang, buku, dokumen, dan sebagainya.
            Ada tiga tingkatan yang berkaitan dengan sumber data, yaitu:
1. Person, sumber data berbentuk orang sebagai responden atau informan.
2. Place, tempat penlitian yang dilangsungkan, misalnya lembaga sosial. Juga dapat berupa benda yang bergerak, misalnya masyarakat yang bergotong-royong.
3. Paper, sumber data yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf, angka, gambar, atau simbol-simbol lain. Makna paper dapat berupa simbol-simbol kebudayaan masyarakat, batu tulis, manuskrip dan jejak-jejak sejarah yang memerlukan penelitian lebih mendalam.

B. POPULASI
            Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek, yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu, yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan disimpulkan. Populasi dapat berupa orang, objek, dan benda-benda alam.
            Sutrino Hadi, menegaskan bahwa sebagian individu yang diselidiki itu disebut sampel, sample atau contoh (monster), sedangkan semua individu yang dituju untuk digeneralisasikan disebut populasi atau universe.

C. SAMPEL
            Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Apabila populasi dalam jumlah besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu, sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul mewakili (representatif).
            Hal yang harus dilakukan dalam penarikan sampel adalah sebagai berikut.
1. Menentukan lebih dulu luas dan sifat-sifat populasi, memberikan batas-batas yang tegas, kemudian menetapkan sampelnya.
2. Tentukan sumber-sumber informasi tentang populasi
3. Tetapkan besar kecilnya sampel.
            Sampel yang tidak mewakili populasi disebut sampel yang menyimpang (biased sampling).

D. JENIS-JENIS SAMPEL
1. Proportional Sample
            Teknik pengambilan sampel proporsional atau sampel imbangan dilakukan untuk menyempurnakan penggunaan teknik sampel berstrata atau sampel wilayah. Definisi proportional sample adalah sampel yang terdiri atas sub-sub sampel yang perimbangannya mengikuti perimbangan sub-sub populasi.
2. Stratified Sample
            Stratified sampling biasa digunakan jika populasi terdiri atas kelompok-kelompok yang mempunyai susunan bertingkat.
3. Purposive Sample
            Dalam purvosive sampling, pemilihan sekelompok subjek didasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya.
4. Quota Sample
            Purposive sampling paling sering digunakan untuk menyelidiki pendapat rakyat atas dasar quotum. Sungguhpun demikian, tidak semua purposive sampling adalah quota sampling.
5. Double Sample
            Double sampling atau sampling kembar sangat baik untuk penelitian yang menggunakan angket, yang dikirim dengan pos sebagai usaha penampungan bagi mereka yang tidak mengembalikan daftar amgket.
6. Area Probability Sample
            Area probability sampling merupakan salah satu sampling yang sering digunakan dalam penelitian sosial, termasuk penelitian pendidikan.
7. Cluster Sample
            Cluster sampling dalam proporsi yang lebih kecil lagi disebut group sampling, mempunyai kesamaan hakikat dengan area probability sampling. Dalam, cluster sample, satuan-satuan sampel tidak terdiri atas individu-individu, tetapi kelompok individu atau cluster. Sampling ini dipandang ekonomis karena observasi yang dilakukan terhadap cluster atau grup sampel lebih mudah dan lebih murah daripada observasi terhadap sejumlah individu yang sama, tetapi tempatnya terpencar-pencar.
            Cara Pengambilan sampel penelitian ini dapat dilakukan dengan:
1. Sampel Random atau Sampel Acak, Sampel Campur
            Proses peneliti sampel acak “mencampur” subjek-subjek di dalam populasi sehingga semua subjek dianggap sama. Dengan demikian, peneliti memberi hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan dipilih menjadi sampel. Hak setiap subjek sama dan peneliti terlepas dari perasaan ingin mengistimewakan satu atau beberapa subjek untuk dijadikan sampel.
            Supaya perolehan sampel lebih akurat, diperlukan rumus-rumus penentuan besarnya sampel, antra lain sebagai berikut.
1. Rumus Jacob Cohen:

Keterangan:
N         = Ukuran sampel
         = Effect size
u          = Banyaknya ubahan yang terkait dalam penelitian
L          = Fungsi power dari u, diperoleh dari tabel, t.s. 1%
Power (p) = 0,95 dan effect size () – 0,1
Harga L tabel dengan t.s. 1% power 0,95 dan u = 5 adalah 19,76 Dengan rumus tersebut, diperoleh:
2. Dengan rumus berdasarkan proporsi, ada dua rumus.
a. Dikemukakan oleh Issac & Michael:

Keterangan:
S          = Ukuran sampel
N         = Ukuran populasi
P          = Proporsi dalam populasi
d          = Ketelitian (error)
        = Harga tabel chi-kuadrat untuk α tertentu

b. Dikemukakan oleh Paul Leedy:

Keterangan:
N = Ukuran sampel
Z = Standard score untuk α yang dipilih
e = Sampling error
P = Proporsi harus dalam populasi

Pengambilan sampel dengan cara random hanya dapat dilakukan jika keadaan populasi homogen.

E. TEKNIK SAMPLING
1. Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi:
- Simple Random Sampling : pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memerhatikan strata yang ada dalam populasi itu.
- Proportionate Stratified Random Sampling : teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/ unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional.
- Disproportionate Stratified Random Sampling : teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel apabila populasi berstrata, tetapi kurang proporsional.
- Cluster Sampling (Area Sampling) : teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas.
2. Non-probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik ini meliputi:
- Sampling Sistematis : teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.
- Sampling Kuota : teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.
- Sampling Insidental : teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
- Sampling Purposive : teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
- Sampling Jenuh : teknik penentuan sampel apabila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.
- Snowball Sampling : teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudia membesar.

F. MENENTUKAN UKURAN SAMPEL
        Jumlah sampel yang ditetapkan sangat bergantung pada tingkat ketelitian peneliti terhadap sampel yang diambilnya. Jika peneliti benar-benar teliti pada sampel yang ditariknya dari populasi, kemungkinan hasil penelitiannya akan lebih baik.
       Salah satu penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu dikembangkan dari Isaac dan Michael, untuk tingkat kesalahan 1%, 5%, dan 10%. Rumus untuk menghitung ukuran sampel dari populasi yang diketahui jumlahnya adalah sebagai berikut.
Rumus dari Isaac dan Michael


 dengan dk = 1, taraf kesalahan bisa 1%, 5%, dan 10%
P = Q = 0,5            d = 0,05             S= jumlah sampel
       Berdasarkan rumus tersebut dapat dihitung jumlah sampel dari populasi mulai dari 10 sampai dengan 1.000.000. Semakin besar taraf kesalahan, akan semakin kecil ukuran sampel.
       Cara menetukan ukuran sampel, seperti yang dikemukakan di atas, didasarkan atas asumsi bahwa populasi berdistribusi normal. Apabila sampel tidak berdistribusi normal, misalnya populasi homogen, cara-cara tersebut tidak perlu dipakai.

Bab 6 Variabel Penelitian

A. PENGERTIAN DAN MACAM-MACAM VARIABEL
            Variabel disebut juga dengan istilah konsep, artinya sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang menentukan atau memengaruhi keberadaan atas adanya unsur lain. Variabel penelitian adalah kunci utama dari objek yang akan diteliti.
            Variabel adalah konstruk atau sifat yang akan dipelajari misalnya pendidikan, penghasilan, status sosial, jenis kelamin, golongan gaji, produktivitas kerja, dan lain-lain. Variabel sebagai suatu sifat dari suatu nilai yang berbeda atau variasi sifat pada segala sesuatu yang akan diteliti, yang memiliki kualitas tertentu dan patut diteliti.

B. MACAM-MACAM VARIABEL
1. Variabel Independen, atau variabel bebas adalah variabel yang memengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat).
2. Variabel Dependen, atau variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas.
3. Variabel Moderator, yaitu variabel yang memengaruhi hubungan antara variabel independen dan dependen. Variabel moderator disebut juga sebagai variabel independen kedua.
4. Variabel Intervening, yaitu variabel yang secara teoretis memengaruhi hubungan antara variabel independen dan dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur.
5. Variabel Kontrol, yaitu variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Sering digunakan oleh peneliti apabila akan melakukan penelitian yang bersifat membandingkan.

C.PEMAHAMAN TENTANG VARIABEL PENELITIAN
            Ada dua hal penting yang perlu diperhatikan terkait dengan variabel penelitian, yaitu:
(1) Sifat Variabel, dibedakan menjadi dua, yaitu variabel statis : tidak dapat diubah keberadaannya & variabel dinamis : variabel yang dapat diubah keberadaannya berupa pengubahan, peningkatan, atau penurunan.
(2) Status Variabel
Analisis terhadap variabel penelitian dilakukan secara kuantitatif atau kualitatif.

Bab 7 Skala Pengukuran dan Instrumen Penelitian

A. METODE DAN INSTRUMEN
            Instrumen adalah alat-alat yang digunakan berkaitan dengan metode penelitian. Misalnya, instrumen untuk metode tes adalah tes atau soal tes. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya dengan dilengkapi oleh teknik-teknik tertentu, misalnya metode penelitian deskriptif, studi kasus, normatif, dan sebagainya.

B. PENGADAAN INSTRUMEN PENELITIAN
            Untuk menguji tingkat validitas instrumen penelitian, peneliti dapat melakukan kegiatan uji coba instrumen. Pengujian sangat diperlukan melalui teknik uji validitas. Sesuai dengan cara pengujiannya, ada dua macam validitas, yaitu:
1. Validitas Eksternal, yaitu instrumen yang dicapai apabila data yang diperoleh dari instrumen relevan dengan data dan dengan variabel penelitian yang dimaksud.
2. Validitas Internal, akan dicapai apabila terdapat kesesuaian antara bagian-bagian instrumen dan instrumen secara komprehensif dan integral.
            Pengujian instrumen dapat dilakukan dengan dua cara berikut.
a. Analisis faktor, dilakukan dengan didahului oleh suatu asumsi bahwa instrumen dapat dikatakan valid jika setiap faktor yang membentuk instrumen tersebut sudah valid.
b. Analisis butir, untuk menguji validitas setiap butir, skor-skor yang ada pada butir yang dimaksud dikorelasikan dengan skor total.

C. KEKELIRUAN DALAM MENGUJI INSTRUMEN
Kekeliruannya berpangkal dari kesalahan menyamakan instrumen angket dengan berprestasi belajar. Dalam menguji keterandalan soal tes, peneliti menghitung taraf kesukaran dan daya pembeda.
Uji coba instrumen penelitian dilakukan guna memperoleh validitas data melalui berbagai metode pengumpulan data, baik sistem angket atau melalui teknik wawancara mendalam.
Dalam penelitian kuantitatif, peneliti menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data, sedangkan dalam penelitian kualitatif naturalistik peneliti lebih banyak menjadi instrumen karena dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan key instruments.

D. MACAM-MACAM SKALA PENGUKURAN
            Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur sehingga alat ukur tersebut apabila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.
            Berbagai skala yang dapat digunakan untuk penelitian sosial, antara lain:
1. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Instrumen penelitian ini dapat dibuat dalam bentuk checklist atau pilihan ganda.
2. Skala Guttman, dari skala pengukuran dengan tipe ini akan dapat didapat jawaban yang tegas, yaitu “ya-tidak”; “benar-salah”; “pernah-tidak pernah”; “positif-negatif”, dan lain-lain.
3. Rating Scale, dari ketiga skala pengukuran yang telah dikemukakan, data yang diperoleh semuanya adalah data kualitatif yang kemudian dikuantitatifkan. Akan tetapi, dengan rating-scale, data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif.
4. Semantic Deferential, dikembangkan oleh Osgood. Skala ini digunakan untuk mengukur sikap, tersusun dalam satu garis kontinum. Data yang diperoleh adalah data interval, dan biasanya skala ini digunakan untuk mengukur sikap/karakteristik tertentu yang dimiliki seseorang.

E. CARA MENYUSUN INSTRUMEN
            Peneliti harus membuat instrumen-instrumen penelitian dalam bidang sosial. Caranya bertitik tolak dari variabel penelitian yang ditetapkan untuk diteliti. Data variabel tersebut diberikan definisi operasionalnya, dan selanjutnya ditentukan indikator yang akan diukur. Indikator ini dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan atau pernyataan. Untuk memudahkan penyusunan instrumen, digunakan matriks pengembangan instrumen atau kisi-kisi instrumen.

Bab 8 Tinjauan Pustaka      

A. RUANG LINGKUP TINJAUAN PUSTAKA
            Ruang lingkup tinjauan pustaka berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut:
1. Pemilihan teori yang digunakan dalam penelitian atau pemilihan sumber data primer, yang berupa kepustakaan karena penelitiannya merupakan penelitian literer;
2. Pemilihan isi dalam bahan pustaka;
3. Penelaahan isi bahan pustaka;
4. Pengelompokkan isi hasil bacaan bahan pustaka yang dikutip.

B. FUNGSI TINJAUAN PUSTAKA
1. Memperdalam pengetahuan mengenai masalah yang diteliti;
2. Menyusun kerangka pemikiran yang logis dan sistematis serta akurat;
3. Mempertegas landasan teoretis yang dijadikan landasan berpikir;
4. Mempertajam konsep-konsep yang digunakan sehingga mempermudah dalam perumusan hipotesis;
5. Menghindarkan terjadinya pengulangan suatu penelitian.

C. CONTOH-CONTOH TINJAUAN PUSTAKA
1. Tinjauan Pustaka tentang Manusia dalam Kajian Psikologi: “Manusia dan Gejala Psikis Normalnya dalam Pandangan Aliran-aliran Psikologi.”
a. Manusia Menurut Aliran Behaviorisme
Skema
Perilaku dan Pengetahuan ala Behaviorisme
Perilaku melahirkan -> Pengalaman yang membawa -> Belajar yang memungkinkan adanya -> Pengetahuan yang berperan utama dalam penentuan -> Perilaku
b. Manusia Menurut Aliran Psikoanalisis
            Psikoanalisis dikenal juga dengan depth psychology, yaitu aliran psikologi yang mencari sebab-sebab perilaku manusia pada alam tak sadarnya. Psikoanalisis memerhatikan struktur jiwa manusia.
c. Manusia Menurut Aliran Kognitif
            Psikologi kognitif, sebenarnya adalah modifikasi dari behaviorisme yang tidak dapat menjawab seluruh hal ihwal manusia. Psikologi kognitif tidak memandang manusia sekadar makhluk pasif yang tunduk sepenuhnya pada lingkungan.
d. Manusia Menurut Aliran Humanistik
Berkenaan dengan epistemologinya, teori-teori humanistik dikembangkan lebih berdasarkan pada metode penelitian kualitatif yang menitikberatkan pada pengalaman hidup manusia secara nyata.
Hasil pemikiran dari psikologi humanistik banyak dimanfaatkan untuk kepentingan konseling dan terapi.
e. Manusia Menurut Psikologi Islam
Psikologi Islam lebih terwakili oleh para sufi yang ahli dalam menelisik sisi nonragawi manusia. Para psikolog Islam, seperti Al-Ghazali.


Bab 9 Pendekatan Penelitian

A. JENIS-JENIS PENDEKATAN
Pendekatan penelitian dapat dibedakan atas beberapa jenis, yaitu:
1. pendekatan menurut teknik samplingnya, yaitu pendekatan populasi, pendekatan sampel, pendekatan kasus;
2. pendekatan menurut timbulnya variabel, yaitu pendekatan non eksperimen, pendekatan eksperimen;
3. pendekatan menurut pola-pola atau sifat penelitian noneksperimen.                    
Pendekatan-pendekatan di atas dapat dibedakan menjadi:
1. Penelitian kasus,
2. Penelitian kausal komparatif,
3. Penelitian korelasi,
4. Penelitian historis,
5. Penelitian filosofis.
            Menurut modelnya, jenis pendekatan terdiri atas, sebagai berikut.
1. One-shot,yaitu model pendekatan yamg menggunakan satu kali pengumpulan data pada “setiap saat”.
2. Longitudinal model,yaitu mempelajari berbagai tinkat pertumbuhan dengan cara “mengikuti” perkembangan bagi individu –individu yang sama.
3.Cross-sectional model,yaitu gabungan antara model a dan b,untuk memperoleh data yang lebih lengkap yang dilakukan dengan cepat
Jenis pendekatan menurut desain atau rancangan penelitiannya,yaitu;
1.Rancangan rambang lugas
2.Rancangan ulangan
3.Rancangan faktorial.
         Berdasarkan baik buruknya eksperimen, pendekatan penelitian dapat dikelompokkan sebagai berikut.
1. Pre Experimental Design (eksperimen yang dianggap baik) , disebut juga dengan eksperimen pura-pura, eksperimen ini belum memenuhi persyaratan eksperimen yang ilmiah dan normatif. Pre Experimental Design dibagi menjadi tiga yaitu:
a. Desain 1 : One-Shot Case Study
Text Box: X    OPola :
Ket :    X adalah treatment atau perlakuan
O adalah hasil observasi sesudah treatment             
Membandingkan dengan rata-rata test sebelum treatment, dengan rumus:

Keterangan:
t           = Harga t
        = Rata-rata kelompok sebelum perlakuan
        = Rata-rata kelompok sesudah perlakuan
      = Standar deviasi sebelum perlakuan
      = Standar deviasi sesudah perlakuan
b. Desain 2 : Pre-Test, and Post-Test Group
Text Box: O1 X O2Pola :

Observasi dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu sebelum eksperimen (o1) dan sesudah eksperimen (o2). 
Rumus yang digunakan untuk menghitung efektivitas treatment adalah:

Keterangan:
Md      = Mean dari deviasi (d) antara post test dari pre-test
        = Perbedaan deviasi dengan mean deviasi
N         = Banyaknya subjek
df        + atau db adalah N-1
2. True Experimental Design, yaitu jenis-jenis eksperimen yang dianggap sudah memenuhi persyaratan.

B. PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Penelitian tindakan kelas atau classroom action research,disingkat CAR digunakan dalam penelitian pendidikan.
Penelitian tindakan kelas adalah kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan. Merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan.

C. PENDEKATAN ANALISIS ISI
Analisis isi (content analysis) adalah penelitian yang bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam media massa.pelopor analisis isi adalah Harold D.Lasswell, yang memelopori teknik symbol coding,yaitu mencatat lambing atau pesan secara sistematis,kemudian diberi interprestasi.
Analisis isi dapat digunakan untuk menganalisis semua bentuk komunikasi,baik surat kabar,berita radio,iklan televise maupun bahan dokumen lain.
Analisis isi adalah suatu teknik peneliatian untuk membuat inferensi-inferensi yang dapat ditiru (replicable)dan sahih data dengan memehartikan konteksnya.

D. TAHAPAN-TAHAPAN ANALISIS ISI
       Ada tiga langkah strategis penelitian isi yaitu sebagai berikut:
1. Penetapan desain atau model penelitian .
2. Pencarian data pokok atau data primer yaitu teks.
3. Pencarian pengetahuan kontektual agar penelitian yang dilakukan tidak berada di ruang hampa,tetapi terlihat kait-mengait dengan faktor-faktor lain.
       Apabila analisis isi berkaitan dengan penelitian kuantitatif, prosedur dasar pembuatan rancangan penelitian dan pelaksanaan studi analisis isi terdiri atas enam tahapan berikut.
1. Merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesisnya;
2. Melakukan sampling terhadap sumber-sumber data yang telah dipilih;
3. Membuat kategori yang dipergunakan dalam analisis;
4. Pendataan suatu sampel dokumen yang telah dipilih dan melakukan pengodean;
5. Pembuatan skala dan item berdasar kan kriteria tertentu untuk pengumpulan data;
6. Interpretasi/penafsiran data yang diperoleh.
E. ANALISIS ISI KUALITATIF
       Analisis isi kualitatif terdiri atas analisis sebagai berikut.
1. Analisis Wacana
       Analisis wacana adalah analisis isi yang lebih bersifat kualitatif dan dapat menjadi salah satu alternatif untuk melengkapi dan menutupi kelemahan analisis isi kualitatif, yang selama ini banyak digunakan oleh para peneliti.
a. Analisis Semiotik (semiotic analysis)
       Pengertian semiotika secara terminologis adalah ilmu yang mempejari sederetan objek, peristiwa, kebudayaan sebagai tanda.
b. Analisis framing
       Analisis framing adalah bagian dari analisis isi yang melakukan penilaian tentang wacana persaingan antarkelompok yang muncul atau tampal di media.  
2. Analisis Isi Terhadap Pemberitaan
       Analisis isi terhadap pemberitaan perlu disertai penguasaan pengetahuan teoretis konseptual dan metodologi penelitian analisis isi.
       Analisis isi (content analysis) adalah teknik penelitian untuk memaparkan isi yang dinyatakan (manifest)secara objektif,sistematik,dengan mempertalikan pada makna kontekstual.

Bab 10 Penulisan Laporan Hasil Penelitian

A. MAKNA PENULISAN LAPORAN
Penulisan laporan menguraikan hasil-hasil penelitian dalam bentuk tulisan yang mengikuti pola penulisan ilmiah.

B. TEKNIK-TEKNIK PENULISAN HASIL PENELITIAN
Penyajian hasil penelitian dapat menggunakan tiga macam cara, yakni:
(1) Penyajian Verbal, yaitu penyajian hasil penelitian dalam bentuk kata-kata. Syaratnya, Tajam/Tegas, Objektif, Ringkas dsb.
(2 ) Penyajian Matematis, yaitu penyajian hasil penelitian dalam bentuk angka-angka atau simbol-simbol bilangan matematis lainnya. Penyajian ini sering menggunakan tabel-tabel.
(3) Penyajian Visual, yaitu penyajian hasil penelitian dengan menampilkan grafik, peta, gambar dsb.

C. TEKNIK PENGETIKAN
1. Kertas yang Dipakai dan Ukurannya
a. Jenis kertas yang digunakan adalah kertas HVS.
b. Ukuran kertas yaitu A4.
c. Batas teks dari margin dalam setiap halaman,yaitu:
1) atas 4cm
2) kanan 2cm
3) bawah 2cm
4) kiri 4cm
d. tiap lembar kertas hanya satu permukaan  atau halaman yang digunakan pengetikan teks.
2. Pengetikan Huruf,Kata,dan Alinea
a. Huruf-huruf dalam teks laporan hasil penelitian hendaknya diketik dengan menggunakan huruf jenis tertentu yang mudah dibaca.
b. Huruf pertama dari kata pertama dalam setiap alinea diketik masuk.
c.Jarak pengetiakan antara baris teks adalah dua spasi.
d. Semua kaliamat dalam alinea harus diketik secara berturut-turut tanpa memberi ruang kosong.
e. Pengetikan teks pada batas tepi kanan secara vertikal harus rapi.
3. Pengetikan Nomor,Tanda Baca,dan Simbol
Hal yang perlu diperhatikan dalam mengetik momor,tanda baca,dan simbol adalah sebagai berikut:
a. Nomor-nomor halaman bagian muka laporan hasil penelitiaan ditulis dengan angka romawi kecil tepi bawah.
b. Nomor-nomor bagian halaman utama ditulis dengan angka-angka arab diketik di sudut kanan atas.
c. Dalam laporan hasil penelitian tidak boleh terdapat kesalahan tanda baca.
d. Angka-angka di awal kaliamat hendaknya diketik secara verbal.
e. Simbol-simbolseperti akar,sigma,alpha yang tidak terdapat pada mesin tik bisa ditulis dengan pena berwarna hitam.
4. Istilah Bahasa Asing dan Bahasa Daerah
Penulisan istilah atau kata yang berasal dan bahasa asing atau bahasa terjemahannya belum dikenal luas oleh pembaca.

D. TEKNIK PENGUTIPAN
Pengutipan pada sumber dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pengutipan langsung dan tidak langsung.
1. Menyebutkan Sumber yang Dikutip
a. Cara Harvard
Dalam teknik ini,sumber disebutkan dalam teks dengan bentuk yang singkat (hanya nama penulis,tahun terbit,nomor jilid atau volume berjili,dan nomor halaman)
b. Cara Footnote
Dalam cara ini,penulis dituntut untuk meletakkan nomor pada poin tempat pendapat.

Bab 11 Istilah-Istilah Penelitian

A. PENGERTIAN ISTILAH PENELITIAN
Istilah penelitian adalah konsep yang digunakan dalam penelitian .konsep adalah terminologi yang telah disepakati untuk diterapkan dalam kegiatan penelitian ilmiah yang dimulai dari studi pendahuluan,proses pengumpulan data hingga dibuatnya laporan hasil peneliatian.

B. MACAM-MACAM ISTILAH PENELITIAN
Istilah-istilah yang terdapat dalam penelitian diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Analisis Domain, yaitu mencari dan memperoleh gambaran umum atau pengertian yang menyeluruh. Hasil yang diharapkan ialah pengertian di tingkat permukaan mengenai domain tertentu atau kategori-kategori konseptual.
2. Analisis Taksonomi, yaitu analisis yang difokuskan pada salah satu domain dan pengumpulan hal-hal yang sama.
3. Analisis Tema Kurtural, yaitu mencari benang merah yang ada yang diakitkan dengan nilai-nilai, orientasi nilai, nilai dasar yang utama, premis, etos, pandangan dunia, dan orientasi kognitif.
4. Angket, yaitu instrumen untuk mengetahui pendapat atau fakta.

5. Variabel, yaitu sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang menentukan atau memengaruhi keberadaan atas adanya unsur lain.Variable disebut juga dengan istilah peubah atau construct atau sifat yang akan dipelajari. 

*Mohon maaf untuk rumusnya tidak tercantum, jika teman-teman ingin mengetahui beberapa rumus yang telah tercantum di atas, bisa langsung cari di referensi lainnya, karena diatas sudah ada keterangan nama rumusnya. Terima Kasih.

~ SEMOGA BERMANFAAT ~

















`

Comments

Popular posts from this blog

Problematika Hadits Sebagai Dasar Tasyri'

Apa sih "Analisis SWOT" itu?