Resume Buku Metode Penelitian Sosial
Untuk Postingan yang pertama ini , saya akan berbagi tentang hasil resume saya.
Ini merupakan salah satu tugas kuliah saya, mata kuliah Metode Penelitian Sosial yang diampu oleh dosen saya yang bernama Dr. Ai Siti Farida M.Si
Sumber buku yang saya gunakan untuk resume ini yaitu buku keilmuan yang berjudul "Metode Penelitian Sosial" yang ditulis oleh Dr. Dadang Kuswana, M.Ag.
Berikut Gambar Cover dari Buku tersebut :
Dibawah ini merupakan hasil resume saya dari keseluruhan 11 bab yang ada di buku ini:
Pengambilan sampel dengan cara random hanya dapat dilakukan jika keadaan populasi homogen.
`
Ini merupakan salah satu tugas kuliah saya, mata kuliah Metode Penelitian Sosial yang diampu oleh dosen saya yang bernama Dr. Ai Siti Farida M.Si
Sumber buku yang saya gunakan untuk resume ini yaitu buku keilmuan yang berjudul "Metode Penelitian Sosial" yang ditulis oleh Dr. Dadang Kuswana, M.Ag.
Berikut Gambar Cover dari Buku tersebut :
Dibawah ini merupakan hasil resume saya dari keseluruhan 11 bab yang ada di buku ini:
Bab
1 Pentingnya Penelitian dalam Pengembangan Ilmu Pengetahuan
A.
EPISTEMOLOGI PENELITIAN
Metode Penelitian adalah metode yang digunakan dalam
aktivitas ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Data
yang diperoleh melalui penelitian adalah data empiris yang mempunyai kriteria
tertentu, yaitu valid.
Setiap
penelitian mempunyai tujuan dan kegunaan tertentu. Secara umum, tujuan
penelitian ada tiga macam, yaitu tujuan yang bersifat penemuan, pembuktian dan
pengembangan.
Sepanjang
perkembangan manusia yang telah merangsang berbagai penelitian, gerak kehidupan
manusia yang berhubungan dengan semua gejala yang ada telah diukur secara
matematis sehingga ada berbagai upaya pencitraan yang membatasi dinamika
sosial, yang “mungkin” berlaku untuk kurun waktu tertentu sepanjang belum ada
kritik antitesis dari para peneliti berikutnya. Perhitungan-perhitungan yang
realistik terhadap gejala itu diidentifikasi dan ditabelisasikan melalui
angka-angka statistik sehingga semakin mempersempit, sekaligus mempermudah
penarikan konklusi sesuai dengan rumusan dan tujuan penelitian.
Cara
kerja penelitian tersebut dikenal sebagai bagian dari metodologi penelitian
kuantitatif yang telah mendominasi analisis penelitian sejak abad ke-18 sampai
dengan abad ini. Apalagi, dengan perkembangan teknologi komputer, analisis
statistik lebih akurat dan canggih, yang semakin menambah kepercayaan diri para
peneliti bermadzhab kuntitatif. Dengan demikian, ada degaan bahwa penelitian
dengan pendekatan kualitatif hanya merupakan upaya menghindar dari
ketidakmampuannya dalam statistika penelitian atau kuantitatif statistik.
Pandangan
demikian mengindikasikan adanya sikap saling kritik dan tuding-menuding antara
penelitian dengan pendekatan kualitatif yang sejak awal memperkenalkan dirinya
sebagai pendekatan yang lebih filosofis dan substantif dengan penelitian
kuantitatif yang mengakui dirinya lebih empiris dan realistik. Pdahal, keduanya
mengakui bahwa filsafat adalah landasan pertama lahirnya metodologi penelitian
kuantitatif dan kualitatif, hanya metodologi penelitian kuantitatif sangat
terbuai dengan sikap positivistiknya yang menolak segala bentuk pemikiran
metafisik dan teologis, sedangkan penelitian kualitatif tidak begitu saja
terbuai oleh logika matematis, yang justru semakin mempersempit makna filosofi
penelitian itu.
Pengetahuan
berkembang pesat disebabkan oleh adanya penelitian. Penelitian sebagai ilmu
yang merancang berbagai sumber pengetahuan, yaitu pengetahuan empiris,
pengetahuan rasional, dan pengetahuan intuisional manusia menjadi integral dan
menyeluruh. Seluruh hasil penelitian dapat dijadikan barometer pembenaran suatu
pandangan jika telah disusun dan dirumuskan secara sistematis, logis, dan dapat
dipertanggungjawabkan validitasnya.
B.
PENGERTIAN PENELITIAN
Beberapa
pengertian penelitian, diantaranya:
1. Penelitian merupakan
suatu kegiatan yang ditujukan untuk mengetahui seluk-beluk sesuatu. Kegiatan
ini dilakukan karena ada suatu masalah yang memerlukan jawaban atau mengetahui
berbagai latar belakang terjadinya sesuatu.
2. Sesuai dengan
tujuannya, penelitian dapat didefinisikan sebagai usaha untuk menemukan,
mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan. Usaha tersebut dilakukan
dengan menggunakan metode-metode ilmiah. Pelajaran yang memperbincangkan
metode-metode ilmiah untuk penelitian disebut metodologi research.
Dalam
perkembangannya, menurut Sutrisno Hadi, metodologi penelitian dibagi pada empat
periode, yaitu:
(1) Periode trial and error, Dalam periode ini, ilmu
pengetahuan masih dalam keadaan embrional, kebanyakan problematikanya tidak
dibatasi dengan jelas. Tata kerja dan cara pemecahannya masih dicari sambil
berjalan. Jika ada rencana yang pasti, rencana itu adalah mencoba dan mencoba
lagi.
(2) Periode authority and tradition, pendapat dari
“pemimpin-pemimpin” pada masa yang lampau selalu dikutip kembali.
Pendapat-pendapat itu dijadikan doktrin yang harus diikuti dengan tertib, Tanpa
reserve.
(3) Periode speculation and argumentation,
doktrin-doktrin yang disodorkan dengan penuh semangat dan keyakinan oleh
tokoh-tokoh penguasa mulai diragukan. Spekulasi dilawan dengan spekulasi.
Argumentasi dilawan dengan argumentasi.
(4) Periode hypothesis
and experimentation, mulai memberi tempat sepatutnya pada pengalaman dan
memadukan jalan-jalan berpikir yang deduktif dan induktif. Mula-mula orang
menggunakan ketajaman pikirannya untuk membuat dugaan-dugaan (hipotesis).
Kemudian, ia mengumpulkan fakta. Analisis dilakukan dengan sangat hati-hati,
cermat. dan tajam terhadap fakta-fakta yang diperoleh dari eksperimentasi,
dokumen-dokumen sejarah, observasi-observasi biasa, dan sebagainya.
C.
FUNGSI-FUNGSI PENELITIAN
1. Menemukan kebenaran
logis
2. Menemukan kebenaran objektif
atau sesuai dengan fakta
3. Merangkai
hubungan-hubungan antarvariabel dengan sistematis
4. Menemukan kebenaran
yang andal
5. Melalukan suatu
rancangan ilmu pengetahuan karena ilmu pengetahuan tidak berkembang dengan
sendirinya
6. Mengakumulasikan
berbagai fakta
7. Kegiatan untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi
8. Kegiatan untuk
pengembangan metode ilmiah dan ketajaman analisis masalah
9. Membangun teori atau
konsep
10. Memprediksi
kejadian yang akan datang setelah gejala-gejala awal diteliti dan dibuktikan
kebenarannya.
D.
MACAM-MACAM PENELITIAN
Penelitian
dapat digolongkan pada beberapa macam, yaitu sebagai berikut.
1. Penggolongan menurut
bidangnya: bidang hukum, bidang
ekonomi, dsb.
2. Penggolongan menurut
tempatnya: penelitian laboratorium,
penelitian perpustakaan, penelitian kancah.
3. Penggolongan menurut
pemakaiannya: penelitian murni (pure research) dan penelitian terpakai (applied research).
4. Penggolongan menurut
tujuan umumnya: penelitian eksploratif, penelitian developmental, dan penelitian verifikatif.
5. Penggolongan menurut
metodenya: penelitian kualitatif dan kuantitatif.
6. Penggolongan menurut
pendekatannya: penelitian longitudinal dan penelitian cross-sectional.
Apabila
dilihat dari jenis-jenis penelitian formal yang berlaku dalam dunia akademik,
ada beberapa jenis penelitian, yaitu:
1. Term Paper disebut juga dengan report of reading, naskah
semester, naskah pembahasan, dan semacamnya.
2. Field Study (Studi Lapangan)
3. Skripsi
4. Tesis
5. Disertasi
Dilihat dari objek yang diteliti, penelitian dibagi pada
beberapa macam, yaitu sebagai berikut.
1. Penelitian sosial
2. Penelitian sejarah
3. Penelitian kealaman
yang eksperimental
4. Penelitian
noneksperimental
Dilihat dari sifatnya, metode penelitian dapat dibagi
menjadi:
1. Penelitian bersifat
menggali dan mengembangkan ilmu pengetahuan dari sumber data primer dan
sekunder.
2. Penelitian
menjalankan pola dan cara kerja ilmiah, berpikir logis, sistematis, dan valid.
3. Penelitian
mengedepankan pendekatan empiris
Dilihat dari tujuan yang hendak dicapai, penelitian
dibagi empat yaitu:
1. Penelitian
eksploratif : melahirkan penemuan baru.
2. Penelitian
verifikatif : menguji kebenaran suatu teori atau pengetahuan
3. Penelitian
falsifikatif : menemukan berbagai kesalahan teoretis
4. Penelitian development : mengembangkan ilmu
pengetahuan
Dilihat dari tempatnya, penelitian dapat dibagi tiga
yaitu:
1. Penelitian
laboratorium
2. Penelitian
kepustakaan (library research)
3. Penelitian lapangan
atau penelitian kancah (field research)
Dalam menganalisis masalah, penelitian dapat dibagi
menjadi sebagai berikut.
1. Penelitian
deskriptif, yaitu penelitian yang berusaha menggambarkan masalah-masalah yang
diteliti sesuai dengan keadaan dengan apa adanya, yaitu tanpa ditambah dan
dikurangi.
2. Penelitian
inferensial, yaitu penelitian yang berusaha mengungkapkan suatu peristiwa,
keadaan, dan masalah yang dilengkapi oleh penilaian secara sistematis,
menyeluruh, mendalam dan ilmiah dengan acuan ilmu pengetahuan yang sudah ajeg.
Dilihat dari disiplin ilmunya, penelitian dibagi dua
yaitu:
1. Penelitian bidang
ilmu-ilmu sosial
2.
Penelitian bidang eksakta
Berdasarkan tujuan yang dicapai, penelitian dapat dibagi
menjadi:
1. penelitian akademik
2. penelitian profesional
3. penelitian institusional
Jenis-jenis penelitian dapat dikelompokkan pada:
1. Menurut Tujuan:
·
Murni : menemukan pengetahuan baru.
·
Terapan : memecahkan masalah-masalah
2.
Menurut Metode:
·
Survei : mengambil suatu generalisasi
dari pengamatan yang tidak mendalam.
·
Ex
Post Facto : meneliti peristiwa yang telah terjadi dan
kemudian merunut ke belakang untuk mengetahui faktor yang dapat menyebabkan
timbulnya kejadian tersebut.
·
Eksperimen : berusaha mencari pengaruh
variabel tertentu terhadap variabel lain.
·
Naturalistik/Kualitatif : meneliti
kondisi objek alamiah. lawannya adalah eksperimen.
·
Policy
Research/Kebijakan : analisis terhadap masalah-masalah
sosial yang mendasar.
·
Action
Research/Tindakan : mengembangkan metode, kerja yang paling
efisien, dan berbagai upaya mengubah strategi kerja tertentu.
·
Evaluasi : ada 2 jenis yaitu evaluasi formatif
yang digunakan untuk mendapatkan feedback dari aktivitas dalam bentuk
proses sehingga dapat digunakan untuk meningkatkankualitas program atau produk berupa
barang atau jasa. evaluasi sumatif menekankan efektivitas pencapaian program
yang berupa produk tertentu.
3. Menurut tingkat
eksplanasinya:
·
Deskripsi
·
Komparatif
·
Asosiatif/Hubungan
Dilihat dari metodologi penelitiannya, ada
dua macam, yaitu:
1. Metode Penelitian Kualitatif
Metode
penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti
pada kondisi objek alamiah, yaitu peneliti merupakan instrumen kunci, teknik
pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data
bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.
Ada empat dasar filosofis yang
berpengaruh dalam penelitian kualitatif, yaitu sebagai berikut:
1. Fenomenologis, dengan cara menangkap
fenomena atau gejala yang memancar dari objek yang diteliti.
2. Interaksi Simbolik
3. Kebudayaan
4. Antropologi, yaitu dasar filosofis yang
fokus pembahasannya berkaitan erat dengan kegiatan manusia, baik secara
normative maupun historis.
Dengan demikian, karakteristik
penelitian kualitatif naturalistik yaitu sebagai berikut, diantaranya:
1. Melihat setting dan respons secara keseluruhan
atau holistik.
2. Memahami
responden dari titik tolak pandangan responden.
3. Menekankan
validitas penelitian ditekankan pada kemampuan peneliti.
4. Menekankan
pada setting alami.
5. Mengutamakan
proses daripada hasil.
2.
Metode Penelitian Kuantitatif
Penelitian
kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan angka dalam penyajian data dan
analisis yang menggunakan uji statistika.
Data
kuantitatif dibagi menjadi dua macam, yaitu:
1. Data diskrit (nominal), adalah data yang hanya dapat digolongkan secara
terpisah, baik secara diskrit atau kategori.
2. Data kontinum, adalah data yang bervariasi menurut tingkatan dan
diperoleh dari hasil pengukuran. Data ini dibagi menjadi tiga, yaitu:
- Data ordinal : data yang berbentuk rangking atau peringkat.
- Data interval : data yang jaraknya sama, tetapi tidak mempunyai
nilai nol (0) (absolut/mutlak).
- Data ratio : data yang jaraknya sama dan mempunyai nilai nol
mutlak, misalnya data tentang berat, panjang, dan volume.
E.
PERSYARATAN PENELITIAN
Ada
tiga persyaratan penting dalam mengadakan kegiatan penelitian yaitu sistematis,
berencana, dan mengikuti konsep ilmiah.
Secara
Administratif, langkah-langkah yang berkaitan dengan prosedur penelitian adalah
sebagai berikut:
1. pembuatan rancangan penelitian;
2. pelaksanaan penelitian;
3. pembuatan laporan penelitian.
Bab
2 Kedudukan Teori dan Kerangka Berpikir dalam Penelitian
A.
KEDUDUKAN TEORI DALAM PENELITIAN
Ada empat fungsi teori yaitu:
(1) menyistematiskan
penemuan-penemuan penelitian;
(2) menjadi pendorong
untuk menyusun hipotesis dan dengan hipotesis ini peneliti mencari
jawaban-jawaban;
(3) membuat ramalan
atas dasar penemuan;
(4) menyajikan
penjelasan, yaitu untuk menjawab pertanyaan “mengapa”.
Kedudukan teori dalam penelitian kualitatif hanya sebagai
bekal perbandingan antara paradigm penelitian empiris dengan penelitian
fenomenologis, karena dalam penelitian kualitatif, teori dipandang sebagai
penguat subjektivitas penelitian sehingga prinsip-prinsip penelitian kualitatif
tidak “sangat” memerluka teori.
Teori-teori sebaiknya dikemukakan dalam laporan
penelitian untuk dapat dijadikan sebagai pertanda bahwa peneliti menguasai
teori yang akan dijadikan pisau analisisnya.
B. KERANGKA BERPIKIR
DALAM PENELITIAN
Kerangka berpikir adalah rangkaian pemikiran yang
bersifat teoretis dan penalaran logis tentang tata kerja berpikir, yang disusun
secara sistematis untuk digunakan sebagai pisau analisis terhadap masalah
penelitian. Kerangka berpikir dapat berupa teori yang disusun secara
sistematis, yang kemudian disebut kerangka kerja teori, atau merupakan kerja
logika yang kemudian digunakan sebagai kerangka kerja logika.
Ada dua kebutuhan peneliti ketika bermaksud membuat
kerangka pemikiran atau kerangka berpikir, yaitu sebagai berikut.
1. Pengetahuan mengenai
teori yang akan digunakan
2. Pengetahuan tentang
logika
Karena itulah, kerangka
berpikir lebih baik menggunakan cara kerja logika jika pengetahuan mengenai
teori yang digunakan kurang sempurna. Akan tetapi, jika peneliti memiliki
keterampilan yang “minim” dalam brlogika, sebaiknya kerangka berpikir
menggunakan teori yang sudah mapan dengan melengkapinya terlebih dahulu semua
latar belakang yang berkaitan dengan teori bersangkutan.
Jadi, kerangka berpikir merupakan sintesis tentang
hubungan antarvariabel yang disusun dari berbagai teori yang telah
dideskripsikan. Berdasarkan teori-teori yang telah dideskripsikan tersebut,
selanjutnya dilakukan analisis secara kritis dan sistematis sehingga
menghasilkan sintesis mengenai hubungan antarvariabel yang diteliti. Sintesis
tentang hubungan variabel tersebut, selanjutnya, digunakan untuk merumuskan
hipotesis.
C.
CONTOH-CONTOH KERANGKA BERPIKIR
1. Contoh tentang
Politik
Dalam menyusun kerangka berpikir dapat digunakan logika,
misalnya dalam penelitian sosial tentang politik Islam.
2. Contoh tentang
Kehidupan Sosial
3. Contoh Kerangka
Berpikir dalam Ilmu Administrasi Negara
Kerangka berpikir ini berawal dari pemaknaan istilah
administrasi. Administrasi dapat diartikan sebagai pelayanan atau pengabdian
terhadap subjek tertentu karena pada masanya, administrasi dikenakan pada
pekerjaan yang berkaitan dengan pengabdian dalam tugas penyelenggaraan
pemerintahan.
Administrasi
negara berbicara tentang sinergitas personel lembaga negara dalam kaitannya
dengan tugas dan fungsi masing-masing. Administrasi negara adalah keseluruhan
proses pengendalian usaha kerja sama sejumlah orang untuk mencapai tujuan
bernegara sesuai dengan rencana yang telah dicanagkan, yang diselenggarakan
dengan cara sistematis, rasional, efisien, dan efektif di suatu lembaga negara,
baik formal maupun nonformal. Jadi, administrasi negara menyangkut kemampuan
mengendalikan kegiatan operasional kenegaraan untuk terwujudnya efisiensi dan
efektivitas yang maksimal.
Prinsip-prinsip
administrasi negara adalah sebagai berikut.
1. Prinsip efisiensi
2. Prinsip perencanaan
3. Prinsip pengutamaan
tugas pengelolaan
4. prinsip kepemimpinan
yang efektif
5. Prinsip kerja sama
Bab
3 Perumusan Masalah
A.
PENGERTIAN STUDI PENDAHULUAN
Setiap penelitian dilakukan melalui studi pendahuluan.
Studi pendahuluan ini dapat dilakukan dengan pendekatan eksploratoris untuk
menemukan dan memilih masalah secara observatif, yang dilakukan dengan cara
intensif. Masalah yang ditemukan di lapangan selanjutnya dijadikan topik
penelitian atau sebagai unsur-unsur variabel dan konsep penelitian.
Studi pendahuluan dalam penelitian akan mempermudah
mengembangkan masalah-masalah penelitian.
Studi pendahuluan juga merupakan pola pengumpulan
informasi atau data. Studi pendahuluan dapat dilakukan pada tiga objek, yaitu.
(1) orang yang akan
dihubungi sebagai kunci informasi
(2) kesediaan
memberikan informasi
(3) berlangsungnya
penggalain informasi di tempat tinggal responden atau informan
B.
MENETAPKAN JUDUL PENELITIAN
Topik atau judul penelitian harus dipilih secara
hati-hati. Dalam memilih judul, alasan-alasannya harus jelas, di antaranya:
1. Pentingnya masalah
tersebut diteliti
2. Menarik minat
peneliti
3. Sepanjang
pengetahuan peneliti belum ada orang yang meneliti masalah tersebut.
Peneliti
perlu mempertimbangkan kemampuan ilmu yang dikuasainya sehingga masalah yang
akan diteliti tidak sebatas sebagai topik yang menarik, tetapi juga sesuai
dengan bidang ilmu yang digelutinya. Kemampuan peneliti harus dilengkapi oleh
materi dan metodologi penelitian agar analisis terhadap masalah yang diteliti
akurat dan logis.
C.
MERUMUSKAN MASALAH PENELITIAN
Penelitian yang akan dilakukan harus selalu berangkat
dari maslah. Walaupun diakui bahwa memilih masalah penelitian sering merupakan
hal yang paling sulit dalam proses penelitian. Bila dalam penelitian telah
menemukan masalah yang betul-betul maslah, sebenarnya 50% pekerjaan penelitian
itu telah selesai.
Masalah penelitian dapat berasal dari berbagai sumber.
Hal yang penting bahwa peneliti harus memahami permasalahan penelitiannya
Lalu, cara merumuskan masalah penelitian yang baik adalah
sebagai berikut.
1. Masalah harus dapat
dicarikan jawabannya melalui sumber yang jelas, tidak banyak menghabiskan dana,
tenaga, dan waktu.
2. Masalah harus jelas,
yaitu semua orang memberikan persepsi yang sama terhadap maslah tersebut.
3. Masalah harus
signifikan, artinya jawaban atas masalah itu harus memberikan kontribusi
terhadap pengembangan ilmu dan pemecahan masalah kehidupan manusia.
4. Masalah bersifat
etis, yaitu tidak berkenaan dengan hal-hal yang bersifat etika, moral,
nilai-nilai keyakinan, dan agama. Mungkin tidak etis melakukann penelitian yang
berkenaan dengan agama, suku atau keyakinan adat istiadat dari kelompok
masyarakat tertentu.
5. Menyatakan hubungan
antara dua variabel atau lebih, dinyatakan dalam bentuk kalimat Tanya, atau
alternative yang secara implisit mengandung pertanyaan.
Berdasarkan hal tersebut, bentuk masalah dapat
dikelompokkan sebagai berikut.
a. Permaslahan Deskriptif : berkenaan dengan pertanyaan terhadap
keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel maupun lebih.
b. Permasalahan Komparatif : bersifat membandingkan keberadaan satu
variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu
yang berbeda.
c. Permasalahan Asosiatif : bersifat hubungan antara dua variabel atau
lebih
C.
CONTOH MEMBUAT RUMUSAN MASALAH
Perumusan masalah sebaiknya berpijak dari latar belakang
masalah. Latar belakang maslah diuraikan secara deskriptif informatif dan tidak
mengajukan jawaban-jawaban terhadap masalahnya. Contoh pembuatan rumusan
masalah dengan diawali uraian latar belakang maslah yang telah dibuat sehingga
melhirkan masalah penelitian.
Bab
4 Penyusunan Hipotesis
A.
CARA MERUMUSKAN HIPOTESIS
Hipotesis berasal dari hypo, yang artinya “di bawah”, dan thesa yang artinya “kebenaran”. Jadi, secara etimologis, hipotesis
artinya kebenaran yang masih diragukan. Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu
jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai
terbukti melalui data yang terkumpul.
Dengan kata lain, hipotesis merupakan dugaan sementara
yang mengandung pertanyaan-pertanyaan ilmiah, tetapi masih memerlukan
pengujian. Oleh karena itu, hipotesis dibuat berdasarkan hasil penelitian masa
lalu atau berdasarkan data-data yang telah ada, sebelum dilakukan penelitian
secara lebih lanjut untuk menguji kembali hipotesis tersebut.
Perlu diketahui bahwa tidak setiap penelitian harus
merumuskan hipotesis. Hanya penelitian yang merumuskan hipotesis yang
menggunakan pendekatan kuantitatif. Pada penelitian kualitatif tidak dirumuskan
hipotesis, tetapi justru diharapkan dapat ditemukan hipotesis. Selanjutnya,
hipotesis tersebut akan diuji oleh peneliti dengan menggunakan pendekatan
kuantitatif. Penelitian yang bersifat eksploratif dan deskriptif sering tidak
perlu mermuskan hipotesis. Selain itu, peneliti tidak boleh mempunyai keinginan
kuat agar hipotesisnya terbukti dengan cara mengumpulkan data yang hanya bisa
membantu memenuhi keinginannya, atau memanipulasi data sedemikian rupa sehingga
mengarah pada keterbuktian hipotesisnya.
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian. Sebelum melakukan hipotesis perlu diperhatikan hal-hal
berikut.
1. Sumber Hipotesis
Sumber
hipotesis bisa dari hasil berpikir rasional atau berpikir deduktif, bisa pula
dari hasil berpikir empiris atau berpikir induktif. Hipotesis yang diturunkan
berdasarkan berpikir deduktif, artinya menetapkan jawaban sementara atas dasar
analisis teori-teori pengetahuan ilmiah yang relevan dengan permasalahan
melalui penalaran atau rasio.
2. Rumusan Hipotesis
Rumusan hipotesis harus jelas dan terbatas sehingga dapat
diuji dan memberi petunjuk cara pengujian yang harus dilakukan.
3. Pengujian Hipotesis
Hipotesis penelitian baik yang diturunkan dari berpikir
deduktif maupun berpikir induktif, masih perlu diuji kebenarannya. Pengujian
tersebut dilakukan melalui data empiris. Caranya ialah dengan mengadakan
verifikasi data di lapangan.
4. Ciri Hipotesis yang
Baik
- Hipotesis mempunyai
kekuatan untuk menjelaskan suatu gejala.
- Variabel dalam
hipotesis dinyatakan dalam kondisi tertentu.
- Hipotesis harus dapat
diuji.
- Hipotesis tidak
bertentangan dengan teori yang sudah mapan.
Oleh sebab itu, kepentingan penelitian yang menggunakan
hipotesis berlaku pada penelitian yang menghitung banyaknya sesuatu
(magnitude), penelitian tentang perbedaan (differencies)
dan penelitian hubungan (relationship).
B.
JENIS-JENIS HIPOTESIS
Ada dua jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian.
1. Hipotesis kerja,
atau disebut dengan hipotesis alternatif, disingkat Ha. Hipotesis kerja
menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y, atau adanya perbedaan antar
dua kelompok. Contoh: Jika ada awan, maka akan turun hujan.
Hipotesis alternatif dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu hipotesis terarah
yang berarti peneliti dengan tegas menyatakan bahwa varaibel bebas memang
berpengaruh terhadap variabel bergantung. Dan hipotesis tidak terarah yang
berarti peneliti merasakan adanya pengaruh, tetapi belum secara tegas menyatakn
pengaruh tersebut.
2. Hipotesis nol (null hypotheses) disingkat Ho, sering
juga disebut dengan hipotesis statistik karena dipakai dalam penelitian yang
bersifat statistik, yaitu diuji dengan perhitungan statistik. Hipotesis nol
menyatakan tidak adanya perbedaan antara dua variabel atau tidak adanya
pengaruh variabel X terhadap variabel Y.
Rumusan hipotesis hendaknya singkat dan padat, artinya
bahwa hipotesis tidak boleh menggunakan kata-kata hiasan dan bermakna ganda.
Hipotesis merupakan pernyataan tentang satu kebenaran sehingga kebenarannya
sulit diungkap dan menimbulkan multitafsir.
Bab
5 Sumber Data Penelitian
A.
PENGERTIAN SUMBER DATA
Sumber data dalam penelitian adalah subjek tempat data
diperoleh. Sumber data dapat berupa orang, buku, dokumen, dan sebagainya.
Ada tiga tingkatan yang berkaitan dengan sumber data,
yaitu:
1. Person, sumber data berbentuk orang sebagai responden atau
informan.
2. Place, tempat penlitian yang dilangsungkan, misalnya lembaga
sosial. Juga dapat berupa benda yang bergerak, misalnya masyarakat yang
bergotong-royong.
3. Paper, sumber data yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf, angka,
gambar, atau simbol-simbol lain. Makna paper
dapat berupa simbol-simbol kebudayaan masyarakat, batu tulis, manuskrip dan
jejak-jejak sejarah yang memerlukan penelitian lebih mendalam.
B.
POPULASI
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek dan subjek, yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu, yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan disimpulkan. Populasi dapat
berupa orang, objek, dan benda-benda alam.
Sutrino Hadi, menegaskan bahwa sebagian individu yang
diselidiki itu disebut sampel, sample atau
contoh (monster), sedangkan semua individu yang dituju untuk digeneralisasikan
disebut populasi atau universe.
C.
SAMPEL
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi. Apabila populasi dalam jumlah besar dan peneliti tidak
mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan
dana, tenaga, dan waktu, peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari
populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu dapat diberlakukan untuk
populasi. Untuk itu, sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul
mewakili (representatif).
Hal yang harus dilakukan dalam penarikan sampel adalah
sebagai berikut.
1. Menentukan lebih
dulu luas dan sifat-sifat populasi, memberikan batas-batas yang tegas, kemudian
menetapkan sampelnya.
2. Tentukan
sumber-sumber informasi tentang populasi
3. Tetapkan besar
kecilnya sampel.
Sampel yang tidak mewakili populasi disebut sampel yang
menyimpang (biased sampling).
D.
JENIS-JENIS SAMPEL
1. Proportional Sample
Teknik
pengambilan sampel proporsional atau sampel imbangan dilakukan untuk
menyempurnakan penggunaan teknik sampel berstrata atau sampel wilayah. Definisi
proportional sample adalah sampel
yang terdiri atas sub-sub sampel yang perimbangannya mengikuti perimbangan
sub-sub populasi.
2. Stratified Sample
Stratified sampling
biasa digunakan jika populasi terdiri atas kelompok-kelompok yang mempunyai
susunan bertingkat.
3. Purposive Sample
Dalam purvosive sampling, pemilihan
sekelompok subjek didasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang
dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat
populasi yang sudah diketahui sebelumnya.
4. Quota Sample
Purposive sampling paling
sering digunakan untuk menyelidiki pendapat rakyat atas dasar quotum. Sungguhpun demikian, tidak semua
purposive sampling adalah quota sampling.
5. Double Sample
Double sampling
atau sampling kembar sangat baik
untuk penelitian yang menggunakan angket, yang dikirim dengan pos sebagai usaha
penampungan bagi mereka yang tidak mengembalikan daftar amgket.
6. Area Probability Sample
Area probability sampling
merupakan salah satu sampling yang
sering digunakan dalam penelitian sosial, termasuk penelitian pendidikan.
7. Cluster Sample
Cluster sampling
dalam proporsi yang lebih kecil lagi disebut group sampling, mempunyai kesamaan hakikat dengan area probability sampling. Dalam, cluster sample, satuan-satuan sampel
tidak terdiri atas individu-individu, tetapi kelompok individu atau cluster. Sampling ini dipandang ekonomis karena observasi yang dilakukan
terhadap cluster atau grup sampel
lebih mudah dan lebih murah daripada observasi terhadap sejumlah individu yang
sama, tetapi tempatnya terpencar-pencar.
Cara Pengambilan sampel penelitian ini dapat dilakukan
dengan:
1.
Sampel Random atau Sampel Acak, Sampel Campur
Proses peneliti sampel acak “mencampur” subjek-subjek di
dalam populasi sehingga semua subjek dianggap sama. Dengan demikian, peneliti
memberi hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan dipilih
menjadi sampel. Hak setiap subjek sama dan peneliti terlepas dari perasaan
ingin mengistimewakan satu atau beberapa subjek untuk dijadikan sampel.
Supaya perolehan sampel lebih akurat, diperlukan
rumus-rumus penentuan besarnya sampel, antra lain sebagai berikut.
1. Rumus Jacob Cohen:
Keterangan:
N =
Ukuran sampel
=
Effect size
u =
Banyaknya ubahan yang terkait dalam penelitian
L =
Fungsi power dari u, diperoleh dari tabel, t.s. 1%
Power (p) = 0,95 dan
effect size () – 0,1
Harga L tabel dengan
t.s. 1% power 0,95 dan u = 5 adalah 19,76 Dengan rumus tersebut, diperoleh:
2. Dengan rumus
berdasarkan proporsi, ada dua rumus.
a. Dikemukakan oleh Issac & Michael:
Keterangan:
S = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
P = Proporsi dalam populasi
d = Ketelitian (error)
= Harga tabel chi-kuadrat untuk α
tertentu
b. Dikemukakan oleh Paul Leedy:
Keterangan:
N = Ukuran sampel
Z = Standard score untuk α yang dipilih
e = Sampling error
P = Proporsi harus dalam populasi
Pengambilan sampel dengan cara random hanya dapat dilakukan jika keadaan populasi homogen.
E. TEKNIK SAMPLING
1.
Probability sampling adalah teknik
pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur
(anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi:
-
Simple Random Sampling : pengambilan
anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memerhatikan strata
yang ada dalam populasi itu.
-
Proportionate Stratified Random Sampling
: teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/ unsur yang tidak
homogen dan berstrata secara proporsional.
-
Disproportionate Stratified Random
Sampling : teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel apabila
populasi berstrata, tetapi kurang proporsional.
-
Cluster Sampling (Area Sampling) :
teknik sampling daerah digunakan
untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat
luas.
2.
Non-probability Sampling adalah
teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi
setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik ini
meliputi:
-
Sampling Sistematis : teknik
pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi
nomor urut.
-
Sampling Kuota : teknik untuk
menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah
(kuota) yang diinginkan.
-
Sampling Insidental : teknik
penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara
kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel,
bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
-
Sampling Purposive : teknik penentuan
sampel dengan pertimbangan tertentu.
-
Sampling Jenuh : teknik penentuan
sampel apabila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.
-
Snowball Sampling : teknik penentuan
sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudia membesar.
F. MENENTUKAN UKURAN SAMPEL
Jumlah sampel yang ditetapkan sangat
bergantung pada tingkat ketelitian peneliti terhadap sampel yang diambilnya.
Jika peneliti benar-benar teliti pada sampel yang ditariknya dari populasi,
kemungkinan hasil penelitiannya akan lebih baik.
Salah satu penentuan jumlah sampel dari
populasi tertentu dikembangkan dari Isaac dan Michael, untuk tingkat kesalahan
1%, 5%, dan 10%. Rumus untuk menghitung ukuran sampel dari populasi yang
diketahui jumlahnya adalah sebagai berikut.
Rumus
dari Isaac dan Michael
dengan dk = 1, taraf
kesalahan bisa 1%, 5%, dan 10%
P = Q = 0,5 d = 0,05 S= jumlah sampel
Berdasarkan rumus tersebut dapat
dihitung jumlah sampel dari populasi mulai dari 10 sampai dengan 1.000.000.
Semakin besar taraf kesalahan, akan semakin kecil ukuran sampel.
Cara menetukan ukuran sampel, seperti
yang dikemukakan di atas, didasarkan atas asumsi bahwa populasi berdistribusi
normal. Apabila sampel tidak berdistribusi normal, misalnya populasi homogen,
cara-cara tersebut tidak perlu dipakai.
Bab
6 Variabel Penelitian
A.
PENGERTIAN DAN MACAM-MACAM VARIABEL
Variabel
disebut juga dengan istilah konsep, artinya sejumlah gejala atau faktor atau
unsur yang menentukan atau memengaruhi keberadaan atas adanya unsur lain. Variabel penelitian adalah kunci utama
dari objek yang akan diteliti.
Variabel adalah konstruk atau sifat yang akan dipelajari
misalnya pendidikan, penghasilan, status sosial, jenis kelamin, golongan gaji,
produktivitas kerja, dan lain-lain. Variabel sebagai suatu sifat dari suatu
nilai yang berbeda atau variasi sifat pada segala sesuatu yang akan diteliti,
yang memiliki kualitas tertentu dan patut diteliti.
B.
MACAM-MACAM VARIABEL
1. Variabel Independen, atau variabel
bebas adalah variabel yang memengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan
atau timbulnya variabel dependen
(terikat).
2. Variabel Dependen, atau variabel terikat merupakan variabel yang
dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas.
3. Variabel Moderator, yaitu variabel yang memengaruhi hubungan antara
variabel independen dan dependen. Variabel moderator disebut juga sebagai variabel independen kedua.
4. Variabel Intervening, yaitu variabel yang secara teoretis
memengaruhi hubungan antara variabel
independen dan dependen menjadi
hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur.
5. Variabel Kontrol, yaitu variabel yang dikendalikan atau dibuat
konstan sehingga pengaruh variabel
independen terhadap dependen tidak
dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Sering digunakan oleh
peneliti apabila akan melakukan penelitian yang bersifat membandingkan.
C.PEMAHAMAN
TENTANG VARIABEL PENELITIAN
Ada dua hal penting yang perlu diperhatikan terkait
dengan variabel penelitian, yaitu:
(1) Sifat Variabel, dibedakan menjadi dua, yaitu variabel statis :
tidak dapat diubah keberadaannya & variabel dinamis : variabel yang dapat
diubah keberadaannya berupa pengubahan, peningkatan, atau penurunan.
(2) Status Variabel
Analisis terhadap
variabel penelitian dilakukan secara kuantitatif atau kualitatif.
Bab
7 Skala Pengukuran dan Instrumen Penelitian
A. METODE DAN INSTRUMEN
Instrumen adalah alat-alat yang digunakan berkaitan
dengan metode penelitian. Misalnya, instrumen untuk metode tes adalah tes atau
soal tes. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data penelitiannya dengan dilengkapi oleh teknik-teknik tertentu,
misalnya metode penelitian deskriptif, studi kasus, normatif, dan sebagainya.
B.
PENGADAAN INSTRUMEN PENELITIAN
Untuk menguji tingkat validitas instrumen penelitian,
peneliti dapat melakukan kegiatan uji coba instrumen. Pengujian sangat
diperlukan melalui teknik uji validitas. Sesuai dengan cara pengujiannya, ada
dua macam validitas, yaitu:
1. Validitas Eksternal, yaitu instrumen yang dicapai apabila data yang
diperoleh dari instrumen relevan dengan data dan dengan variabel penelitian
yang dimaksud.
2. Validitas Internal, akan dicapai apabila terdapat kesesuaian
antara bagian-bagian instrumen dan instrumen secara komprehensif dan integral.
Pengujian instrumen dapat dilakukan dengan dua cara
berikut.
a. Analisis faktor, dilakukan dengan didahului oleh suatu asumsi bahwa
instrumen dapat dikatakan valid jika setiap faktor yang membentuk instrumen
tersebut sudah valid.
b. Analisis butir, untuk menguji validitas setiap butir, skor-skor
yang ada pada butir yang dimaksud dikorelasikan dengan skor total.
C.
KEKELIRUAN DALAM MENGUJI INSTRUMEN
Kekeliruannya
berpangkal dari kesalahan menyamakan instrumen angket dengan berprestasi
belajar. Dalam menguji keterandalan soal tes, peneliti menghitung taraf
kesukaran dan daya pembeda.
Uji coba instrumen
penelitian dilakukan guna memperoleh validitas data melalui berbagai metode
pengumpulan data, baik sistem angket atau melalui teknik wawancara mendalam.
Dalam penelitian
kuantitatif, peneliti menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data, sedangkan
dalam penelitian kualitatif naturalistik peneliti lebih banyak menjadi
instrumen karena dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan key instruments.
D.
MACAM-MACAM SKALA PENGUKURAN
Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan
sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat
ukur sehingga alat ukur tersebut apabila digunakan dalam pengukuran akan
menghasilkan data kuantitatif.
Berbagai skala yang dapat digunakan untuk penelitian
sosial, antara lain:
1. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Instrumen
penelitian ini dapat dibuat dalam bentuk checklist
atau pilihan ganda.
2. Skala Guttman, dari skala pengukuran dengan tipe ini akan dapat
didapat jawaban yang tegas, yaitu “ya-tidak”; “benar-salah”; “pernah-tidak
pernah”; “positif-negatif”, dan lain-lain.
3. Rating Scale, dari ketiga skala pengukuran yang telah dikemukakan,
data yang diperoleh semuanya adalah data kualitatif yang kemudian
dikuantitatifkan. Akan tetapi, dengan rating-scale,
data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian
kualitatif.
4. Semantic Deferential, dikembangkan oleh Osgood. Skala ini digunakan
untuk mengukur sikap, tersusun dalam satu garis kontinum. Data yang diperoleh
adalah data interval, dan biasanya skala ini digunakan untuk mengukur
sikap/karakteristik tertentu yang dimiliki seseorang.
E.
CARA MENYUSUN INSTRUMEN
Peneliti harus membuat instrumen-instrumen penelitian dalam
bidang sosial. Caranya bertitik tolak dari variabel penelitian yang ditetapkan
untuk diteliti. Data variabel tersebut diberikan definisi operasionalnya, dan
selanjutnya ditentukan indikator yang akan diukur. Indikator ini dijabarkan
menjadi butir-butir pertanyaan atau pernyataan. Untuk memudahkan penyusunan
instrumen, digunakan matriks pengembangan
instrumen atau kisi-kisi instrumen.
Bab
8 Tinjauan Pustaka
A.
RUANG LINGKUP TINJAUAN PUSTAKA
Ruang lingkup tinjauan pustaka berkaitan dengan hal-hal
sebagai berikut:
1. Pemilihan teori yang
digunakan dalam penelitian atau pemilihan sumber data primer, yang berupa
kepustakaan karena penelitiannya merupakan penelitian literer;
2. Pemilihan isi dalam
bahan pustaka;
3. Penelaahan isi bahan
pustaka;
4. Pengelompokkan isi
hasil bacaan bahan pustaka yang dikutip.
B.
FUNGSI TINJAUAN PUSTAKA
1. Memperdalam
pengetahuan mengenai masalah yang diteliti;
2. Menyusun kerangka
pemikiran yang logis dan sistematis serta akurat;
3. Mempertegas landasan
teoretis yang dijadikan landasan berpikir;
4. Mempertajam
konsep-konsep yang digunakan sehingga mempermudah dalam perumusan hipotesis;
5. Menghindarkan
terjadinya pengulangan suatu penelitian.
C.
CONTOH-CONTOH TINJAUAN PUSTAKA
1.
Tinjauan Pustaka tentang Manusia dalam Kajian Psikologi: “Manusia dan Gejala
Psikis Normalnya dalam Pandangan Aliran-aliran Psikologi.”
a.
Manusia Menurut Aliran Behaviorisme
Skema
Perilaku
dan Pengetahuan ala Behaviorisme
Perilaku
melahirkan -> Pengalaman yang
membawa -> Belajar yang
memungkinkan adanya -> Pengetahuan
yang berperan utama dalam penentuan -> Perilaku
b.
Manusia Menurut Aliran Psikoanalisis
Psikoanalisis dikenal juga dengan depth psychology, yaitu aliran psikologi yang mencari sebab-sebab
perilaku manusia pada alam tak sadarnya. Psikoanalisis memerhatikan struktur
jiwa manusia.
c.
Manusia Menurut Aliran Kognitif
Psikologi kognitif, sebenarnya adalah modifikasi dari
behaviorisme yang tidak dapat menjawab seluruh hal ihwal manusia. Psikologi
kognitif tidak memandang manusia sekadar makhluk pasif yang tunduk sepenuhnya
pada lingkungan.
d.
Manusia Menurut Aliran Humanistik
Berkenaan dengan
epistemologinya, teori-teori humanistik dikembangkan lebih berdasarkan pada
metode penelitian kualitatif yang menitikberatkan pada pengalaman hidup manusia
secara nyata.
Hasil pemikiran dari
psikologi humanistik banyak dimanfaatkan untuk kepentingan konseling dan
terapi.
e.
Manusia Menurut Psikologi Islam
Psikologi Islam lebih
terwakili oleh para sufi yang ahli dalam menelisik sisi nonragawi manusia. Para
psikolog Islam, seperti Al-Ghazali.
Bab
9 Pendekatan Penelitian
A. JENIS-JENIS
PENDEKATAN
Pendekatan
penelitian dapat dibedakan atas beberapa jenis, yaitu:
1. pendekatan menurut
teknik samplingnya, yaitu pendekatan populasi, pendekatan sampel, pendekatan
kasus;
2. pendekatan menurut
timbulnya variabel, yaitu pendekatan non eksperimen, pendekatan eksperimen;
3. pendekatan menurut
pola-pola atau sifat penelitian noneksperimen.
Pendekatan-pendekatan
di atas dapat dibedakan menjadi:
1. Penelitian kasus,
2. Penelitian kausal
komparatif,
3. Penelitian korelasi,
4. Penelitian historis,
5. Penelitian
filosofis.
Menurut
modelnya, jenis pendekatan terdiri atas, sebagai berikut.
1. One-shot,yaitu model pendekatan yamg menggunakan satu kali
pengumpulan data pada “setiap saat”.
2. Longitudinal model,yaitu mempelajari berbagai tinkat pertumbuhan
dengan cara “mengikuti” perkembangan bagi individu –individu yang sama.
3.Cross-sectional model,yaitu gabungan antara model a dan b,untuk
memperoleh data yang lebih lengkap yang dilakukan dengan cepat
Jenis
pendekatan menurut desain atau rancangan penelitiannya,yaitu;
1.Rancangan rambang
lugas
2.Rancangan ulangan
3.Rancangan faktorial.
Berdasarkan baik buruknya eksperimen, pendekatan penelitian
dapat dikelompokkan sebagai berikut.
1. Pre Experimental Design (eksperimen yang dianggap baik) , disebut
juga dengan eksperimen pura-pura, eksperimen ini belum memenuhi persyaratan eksperimen
yang ilmiah dan normatif. Pre
Experimental Design dibagi menjadi tiga yaitu:
a. Desain 1 : One-Shot Case Study
Pola
:
Ket : X adalah treatment
atau perlakuan
O
adalah hasil observasi sesudah treatment
Membandingkan
dengan rata-rata test sebelum treatment,
dengan rumus:
Keterangan:
t = Harga t
= Rata-rata kelompok sebelum perlakuan
= Rata-rata kelompok sesudah perlakuan
= Standar deviasi sebelum perlakuan
= Standar deviasi sesudah perlakuan
b. Desain 2 : Pre-Test, and Post-Test Group
Pola
:
Observasi
dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu sebelum eksperimen (o1)
dan
sesudah eksperimen (o2).
Rumus
yang digunakan untuk menghitung efektivitas treatment
adalah:
Keterangan:
Md = Mean dari deviasi (d) antara post test dari pre-test
= Perbedaan deviasi dengan mean deviasi
N = Banyaknya subjek
df + atau db adalah N-1
2. True Experimental Design, yaitu jenis-jenis eksperimen yang
dianggap sudah memenuhi persyaratan.
B. PENELITIAN TINDAKAN
KELAS
Penelitian
tindakan kelas atau classroom action
research,disingkat CAR digunakan dalam penelitian pendidikan.
Penelitian
tindakan kelas adalah kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang
dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan. Merupakan suatu
pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan.
C. PENDEKATAN ANALISIS
ISI
Analisis
isi (content analysis) adalah
penelitian yang bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatu informasi
tertulis atau tercetak dalam media massa.pelopor analisis isi adalah Harold
D.Lasswell, yang memelopori teknik symbol
coding,yaitu mencatat lambing atau pesan secara sistematis,kemudian diberi
interprestasi.
Analisis
isi dapat digunakan untuk menganalisis semua bentuk komunikasi,baik surat
kabar,berita radio,iklan televise maupun bahan dokumen lain.
Analisis
isi adalah suatu teknik peneliatian untuk membuat inferensi-inferensi yang
dapat ditiru (replicable)dan sahih
data dengan memehartikan konteksnya.
D.
TAHAPAN-TAHAPAN ANALISIS ISI
Ada tiga langkah strategis penelitian
isi yaitu sebagai berikut:
1.
Penetapan desain atau model penelitian .
2.
Pencarian data pokok atau data primer yaitu teks.
3.
Pencarian pengetahuan kontektual agar penelitian yang dilakukan tidak berada di
ruang hampa,tetapi terlihat kait-mengait dengan faktor-faktor lain.
Apabila analisis isi berkaitan dengan
penelitian kuantitatif, prosedur dasar pembuatan rancangan penelitian dan
pelaksanaan studi analisis isi terdiri atas enam tahapan berikut.
1.
Merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesisnya;
2.
Melakukan sampling terhadap sumber-sumber data yang telah dipilih;
3.
Membuat kategori yang dipergunakan dalam analisis;
4.
Pendataan suatu sampel dokumen yang telah dipilih dan melakukan pengodean;
5.
Pembuatan skala dan item berdasar kan kriteria tertentu untuk pengumpulan data;
6.
Interpretasi/penafsiran data yang diperoleh.
E.
ANALISIS ISI KUALITATIF
Analisis isi kualitatif terdiri atas
analisis sebagai berikut.
1.
Analisis Wacana
Analisis wacana adalah analisis isi yang
lebih bersifat kualitatif dan dapat menjadi salah satu alternatif untuk
melengkapi dan menutupi kelemahan analisis isi kualitatif, yang selama ini
banyak digunakan oleh para peneliti.
a.
Analisis Semiotik (semiotic analysis)
Pengertian semiotika secara terminologis
adalah ilmu yang mempejari sederetan objek, peristiwa, kebudayaan sebagai
tanda.
b.
Analisis framing
Analisis framing
adalah bagian dari analisis isi yang melakukan penilaian tentang wacana
persaingan antarkelompok yang muncul atau tampal di media.
2.
Analisis Isi Terhadap Pemberitaan
Analisis isi terhadap pemberitaan perlu
disertai penguasaan pengetahuan teoretis konseptual dan metodologi penelitian
analisis isi.
Analisis isi (content analysis) adalah teknik penelitian untuk memaparkan isi
yang dinyatakan (manifest)secara
objektif,sistematik,dengan mempertalikan pada makna kontekstual.
Bab
10 Penulisan Laporan Hasil Penelitian
A. MAKNA PENULISAN LAPORAN
Penulisan laporan
menguraikan hasil-hasil penelitian dalam bentuk tulisan yang mengikuti pola
penulisan ilmiah.
B. TEKNIK-TEKNIK PENULISAN HASIL PENELITIAN
Penyajian hasil
penelitian dapat menggunakan tiga macam cara, yakni:
(1) Penyajian Verbal, yaitu penyajian hasil
penelitian dalam bentuk kata-kata. Syaratnya, Tajam/Tegas, Objektif, Ringkas
dsb.
(2 ) Penyajian Matematis, yaitu penyajian hasil
penelitian dalam bentuk angka-angka atau simbol-simbol bilangan matematis
lainnya. Penyajian ini sering menggunakan tabel-tabel.
(3) Penyajian Visual, yaitu penyajian hasil
penelitian dengan menampilkan grafik, peta, gambar dsb.
C. TEKNIK PENGETIKAN
1. Kertas yang Dipakai dan Ukurannya
a. Jenis kertas yang digunakan adalah kertas HVS.
b. Ukuran kertas yaitu A4.
c. Batas teks dari margin dalam setiap
halaman,yaitu:
1) atas 4cm
2) kanan 2cm
3) bawah 2cm
4) kiri 4cm
d. tiap lembar kertas hanya satu permukaan atau halaman yang digunakan pengetikan teks.
2. Pengetikan Huruf,Kata,dan Alinea
a. Huruf-huruf dalam teks laporan hasil penelitian
hendaknya diketik dengan menggunakan huruf jenis tertentu yang mudah dibaca.
b. Huruf pertama dari kata pertama dalam setiap
alinea diketik masuk.
c.Jarak pengetiakan antara baris teks adalah dua
spasi.
d. Semua kaliamat dalam alinea harus diketik secara
berturut-turut tanpa memberi ruang kosong.
e. Pengetikan teks pada batas tepi kanan secara vertikal
harus rapi.
3. Pengetikan Nomor,Tanda Baca,dan Simbol
Hal yang perlu diperhatikan
dalam mengetik momor,tanda baca,dan simbol adalah sebagai berikut:
a. Nomor-nomor halaman bagian muka laporan hasil
penelitiaan ditulis dengan angka romawi kecil tepi bawah.
b. Nomor-nomor bagian halaman utama ditulis dengan
angka-angka arab diketik di sudut kanan atas.
c. Dalam laporan hasil penelitian tidak boleh
terdapat kesalahan tanda baca.
d. Angka-angka di awal kaliamat hendaknya diketik
secara verbal.
e. Simbol-simbolseperti akar,sigma,alpha yang tidak
terdapat pada mesin tik bisa ditulis dengan pena berwarna hitam.
4. Istilah Bahasa Asing dan Bahasa Daerah
Penulisan istilah atau
kata yang berasal dan bahasa asing atau bahasa terjemahannya belum dikenal luas
oleh pembaca.
D. TEKNIK PENGUTIPAN
Pengutipan pada sumber
dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pengutipan langsung dan tidak langsung.
1. Menyebutkan Sumber yang Dikutip
a. Cara Harvard
Dalam teknik ini,sumber
disebutkan dalam teks dengan bentuk yang singkat (hanya nama penulis,tahun
terbit,nomor jilid atau volume berjili,dan nomor halaman)
b. Cara Footnote
Dalam cara ini,penulis
dituntut untuk meletakkan nomor pada poin tempat pendapat.
Bab
11 Istilah-Istilah Penelitian
A. PENGERTIAN ISTILAH PENELITIAN
Istilah penelitian
adalah konsep yang digunakan dalam penelitian .konsep adalah terminologi yang
telah disepakati untuk diterapkan dalam kegiatan penelitian ilmiah yang dimulai
dari studi pendahuluan,proses pengumpulan data hingga dibuatnya laporan hasil
peneliatian.
B.
MACAM-MACAM ISTILAH PENELITIAN
Istilah-istilah yang
terdapat dalam penelitian diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Analisis Domain, yaitu mencari dan memperoleh
gambaran umum atau pengertian yang menyeluruh. Hasil yang diharapkan ialah
pengertian di tingkat permukaan mengenai domain tertentu atau kategori-kategori
konseptual.
2. Analisis Taksonomi, yaitu analisis yang
difokuskan pada salah satu domain dan pengumpulan hal-hal yang sama.
3. Analisis Tema Kurtural, yaitu mencari benang
merah yang ada yang diakitkan dengan nilai-nilai, orientasi nilai, nilai dasar
yang utama, premis, etos, pandangan dunia, dan orientasi kognitif.
4. Angket, yaitu instrumen untuk mengetahui pendapat
atau fakta.
5. Variabel, yaitu sejumlah gejala atau faktor atau
unsur yang menentukan atau memengaruhi keberadaan atas adanya unsur
lain.Variable disebut juga dengan istilah peubah atau construct atau sifat yang
akan dipelajari.
*Mohon maaf untuk rumusnya tidak tercantum, jika teman-teman ingin mengetahui beberapa rumus yang telah tercantum di atas, bisa langsung cari di referensi lainnya, karena diatas sudah ada keterangan nama rumusnya. Terima Kasih.
~ SEMOGA BERMANFAAT ~
`
Comments
Post a Comment